JAKARTA - Ketua Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia M Natsir Zubaidi mengajak masjid yang memiliki kapasitas besar agar dapat memasang pemancar internet (wifi). Tujuannya, agar bisa diakses gratis oleh siswa untuk membantu mereka belajar jarak jauh di masa COVID-19.

"Masjid hendaknya bisa memasang wifi guna bantu anak usia sekolah untuk belajar di masa pandemi COVID-19 ini," kata Natsir dilansir Antara, Senin, 3 Agustus.

Ia mengatakan, pemasangan wifi tersebut dapat membantu anak-anak usia sekolah yang kini diharuskan belajar jarak jauh, sementara fasilitas mereka belum memadai.

Menurut dia, Indonesia memiliki wilayah yang begitu luas sehingga terjadi disparitas fasilitas jaringan internet. Maka, masjid di Indonesia agar berperan untuk membantu para siswa yang memiliki keterbatasan akses.

"Masjid yang jumlahnya sekitar 850 ribu itu bisa membantu memberikan fasilitas belajar mengajar baik kepada siswa maupun kepada relawan pegiat pendidikan," kata dia.

Dia mengatakan, beberapa masjid di Indonesia memiliki kemampuan memasang wifi gratis bahkan termasuk menyediakan komputer dan stasiun pengisian daya ponsel (charging station) bagi anak usia belajar. Tentu penyediaan itu harus tetap menjalankan protokol kesehatan yang ketat.

Natsir yang merupakan aktivis pemuda masjid tahun 1970-an mengatakan saat ini adalah momentum yang tepat untuk mengembalikan remaja aktif dan mencintai masjid dengan memberikan fasilitas kepada pusat minat mereka sehingga selain belajar mereka juga bisa beribadah dan berdoa.

"Selama ini, kita melihat para pelajar diajak ramai-ramai berdoa pada saat menjelang ujian saja. Masjid harus kita fungsikan secara komprehensif sebagai tempat ibadah, tarbiyah, dakwah serta kegiatan muamalah, termasuk pemberdaya umat lainnya.

Dia mengatakan tanggung jawab pendidikan misalnya dengan instrumen wifi tersebut merupakan peran masyarakat dalam konteks tanggung jawab kepada keluarga dan masyarakat.

"Tanggung jawab pendidikan tidak hanya oleh pemerintah saja, tetapi juga menjadi tanggung jawab keluarga dan masyarakat," katanya.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)