YOGYAKARTA – Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue, suatu virus yang dibawa dan disebarkan oleh nyamuk betina Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Di Indonesia, penyakit deman berdarah sangat umum terjadi dan bisa menyerang semua kalangan, baik anak-anak maupun orang dewasa. Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui fase demam berdarah agar dapat menanganinya dengan cepat.

Proses Terjadinya Demam Berdarah Dengue

Dirangkum dari berbagai sumber, seseorang bisa terkena penyakit demam berdarah dengue setelah digigit nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus betina yang membawa virus dengue.

Nyamuk tersebut bisa terinfeksi virus dengue bila menghisap darah manusia yang mengalami viremia (sebuah kondisi di mana virus memasuki aliran darah).

Virus dengue yang masuk ke tubuh nyamuk tidak langsung aktif. Namun, mendekam dulu selama 12 hari. Proses ini dinamakan masa inkubasi.

Virus dengue akan aktif setelah masa inkubasi selesai. Berikutnya, penularan DBD dari nyamuk ke manusia bisa terjadi ketika nyamuk pembawa virus dengue menggigit manusia.

Virus dengue akan masuk ke dalam darah dan menginfeksi sel-sel yang sehat. Saat tubuh mendeteksi adanya virus, sistem imun akan bereaksi dengan memproduksi antibodi khusus yang bekerja sama dengan sel darah putih untuk melawannya.

Proses ini terjadi selama masa inkubasi virus dengue pada tubuh manusia, yang brakhir dengan munculnya gejala DBD.

Gejala demam berdarah bisanya baru muncul sekitar 4-15 hari masa inkubasi atau setelah gigitan nyamuk pembawa virus dengue.

Fase Demam Berdarah Dengue

Secara umum, ada tiga fase demam berdarah dengue, di antaranya:

1. Fase awal: demam tinggi (febrile phase)

Fase awal demam berdarah dengue adalah demam tinggi hingga 40 derajat Celcius. Demam ini bisa berlangsung selama 2-7 hari.

Gejala lain yang muncul adalah rasa nyeri di sekujur tubuh, mulai dari otot, tulang, sendi, tenggorokan, hingga kepala.

Pada fase ini biasanya akan muncul bitnik-bintik kemerahan di kulit. Hal ini merupakan pertanda ada penurunan trombosit yang signifikan, hingga kurang dari 100 ribu per microliter darah.

2. Fase kedua: masa kritis (critical phase)

Fase yang kedua dikenal sebagai fase kritis. Pada fase ini, demam mulai menurun dan penderita DBD terlihat pulih. Akan tetapi, masih ada pendarahan di dalam tubuh. Akibatnya, detak jantung dan tekanan darah berfluktuasi.

Dalam kasus parah, tekanan darah bisa turun ketingkat yang sangat rendah, bahkan sampai merusak organ vital, seperti ginjal dan hati. Kondisi ini bisa mengancam nyawa pasien bila tidak segera mendapatkan penanganan.

Fase ini terjadi tiga sampai tujuh hari setelah anak mengalami demam. Kemudian, kondisi ini berlangsung selama 24 sampai 48 jam.

Beberapa tanda penderita DBD memasuki fase kritis, yakni:

  • Mengalami sakit perut.
  • Muntah secara terus-menerus.
  • Pendarahan dari hidung atau gusi.
  • Mudah memar.
  • Feses berwarna hitam dan lengket.
  • Kesulitan bernapas.

3. Fase ketiga: pemulihan (recovery phase).

Penderita DBD yang sudah melewati masa kritis, akan memasuki fase pemulihan alias recovery. Fase ini terjadi dalam 48-72 jam setelah fase kritis.

Pada fase ini, cairan yang tadinya keluar dari pembuluh darah akan masuk Kembali ke pembuluh darah.

Di fase recovery, trombosit juga akan naik secara perlahan hingga jumlahnya normal Kembali.

Demikian informasi tentang fase demam berdarah. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan para pembaca setia VOI.ID.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)