Satpol PP DKI Belum Larang Penggunaan Masker Scuba dan <i>Buff</i>
Ilustrasi (Foto: Irfan Meidianto/VOI)

JAKARTA - Kepala Satpol PP DKI Arifin menyebut pihaknya tidak menindak masyarakat yang memakai masker model kain scuba dan buff ketika keluar rumah, meskipun pemerintah pusat tidak menyarankan penggunaan masker tersebut.

Larangan mengenakan masker scuba dan buff ini diberlakukan kepada penumpang kereta rel listrik (KRL) Commuter Line dan Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta.

"Kami belum melarang orang menggunakan masker apa jenis apa enggak. Kami tidak melarang orang mengenakan masker apapun," kata Arifin saat dihubungi, Jumat, 2 Oktober.

Arifin menyebut, selama individu di DKI masih menutup hidung dan mulutnya, hal itu dirasa sudah menjadi iktikad baik untuk menghindari penyebaran virus corona.

"Sepanjang dia berupaya menutupi wajahnya dalam hal ini masker, jenisnya apa papun, kita masih menghargai yang bersangkutan mau memberikan perlindungan untuk dirinya dan orang lain," ungkap Arifin.

Menurut Arifin, terkait dengan jenis masker yang digunakan masyarakat, hal itu tergantung pada kemampuan masing-masing dalam membeli masker. 

"Kalau dia punya lebih, dia bisa beli yang lebih baik. Yang utamanya, dia harus menutupi mulut dan hidung dengan masker," jelas dia.

 

Diberitakan sebelunya, Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan masker dari kain scuba dan buff tidak efektif untuk mencegah COVID-19.

"Masker scuba dan buff ini adalah masker dengan satu lapis saja dan terlalu tipis. Sehingga kemungkinan untuk tembus dan tidak bisa menyaring lebih besar," kata Wiku.

Selain itu dua jenis masker ini biasanya mudah untuk ditarik hingga ke bawah dagu sehingga menghilangkan fungsi dari penggunaannya.

Daripada menggunakan buff atau masker scuba, masyarakat bisa menggunakan masker bedah terutama saat mereka sedang sakit. Sementara untuk masyarakat yang sehat bisa menggunakan masker kain.

Namun yang harus diingat, dalam memilih masker kain, diusahakan yang berbahan katun dan berlapis tiga. "Hal ini penting karena kemampuan memfiltrasi atau menyaring partikel virus itu akan lebih baik dengan jumlah lapisan yang lebih banyak. Dalam hal ini 3 lapisan berbahan katun," ujarnya.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)