Kominfo Sebut Banyak Milenial yang Tak Peduli Dengan Keamanan Data Pribadi
Ilustrasi perlindungan data pribadi (pixabay)

JAKARTA - Direktur Tata Kelola Aplikasi Informatika, Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo Mariam F Barata mengungkap adanya fakta jika anak muda atau generasi milenial masih kurang peduli dengan keamanan data pribadi.

"Terkait data pribadi, meski milenial sadar ada dampak positif dan negatif tapi dia belum aware tentang data pribadinya," kata Mariam dalam sebuah diskusi yang ditayangkan di YouTube, Senin, 10 Agustus.

Padahal, berdasarkan data yang dimilikinya, dari sekitar hampir 65 persen pengguna internet di Indonesia, 3/4 di antaranya adalah anak muda generasi milenial.

Hanya saja, mereka tampak acuh dengan kemungkinan keamanan data pribadi mereka di internet. Hal ini, kata Mariam terbukti dengan adanya 93 persen pengguna internet mengakui mereka lebih banyak berbagi data sesuai situs atau aplikasi yang digunakannya. 

Tak hanya itu, satu di antara 10 orang mengaku dirinya lupa dan membagikan PIN dan password pribadinya yang seharusnya tak boleh diketahui orang lain.

"Ini banyak yang tidak diperhatikan oleh kita atau kaum milenial kebanyakan karena kebanyakan yg memakai internet adalah milenial. Mereka juga belum menyadari dengan mengeshare data kita ada kerentanan penyalahangunaan data pribadi," ungkapnya.

Selain itu, Mariam juga menyebut banyak pengguna internet secara tak sadar meninggalkan jejak digital dan data pribadi mereka di media sosial maupun aplikasi atau platform perdagangan. Biasanya, jejak data digital yang ditinggalkan adalah nama, alamat, hingga hobi.

Data-data inilah, yang kata dia, sangat rentan diperjualbelikan jika kemudian tidak dijaga melalui perundangan yang berlaku. Selain rentan diperjualbelika, data-data ini juga rentan digunakan untuk hal-hal negatif seperti penipuan.

"Jadi ada penjualan data pribadi yang mungkin nama kita ada di dalam situ, dan kita kemudian menerima yang namanya sms, Whatsapp terkait penawaran, penipuan karena ada data pribadi yang tercecer," pungkasnya.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)