Proses Penyembuhan Luka pada Kulit, Apa Saja Tahapannya?
YOGYAKARTA – Proses penyembuhan luka pada kulit sangat bervariasi pada setiap orang, tergantung pada lokasi, keparahan, dan luas cidera.
Pada kasus yang ringan, luka dapat mengering dengan cepat melalui perawatan sederhana. Akan tetapi, pada kasus tertentu, luka bisa sulit sembuh, terlebih jika disertai infeksi bakteri.
Proses Penyembuhan Luka pada Kulit
Proses penyembuhan luka pada kulit dibagi menjadi empat tahap, di antaranya:
- Hemostatis (pembekuan darah)
Tahap pertama proses penyembuhan luka pada kulit adalah hemostatis atau pembekuan darah. Saat mengalami luka terbuka akibat tersayat, tergores benda tajam, atau tertusuk, kulit yang terluka biasanya akan mengeluarkan darah.
Ketika hal ini terjadi, pembuluh darah akan segera menyempit untuk menjalankan proses pembekuan darah supaya tubuh tidak kehilangan terlalu banyak darah.
Pada proses pembekuan darah, darah yang awalnya cair akan mengental dan menggumpal. Gumpalan farah ini kemudian berubah menjadi keropeng saat mengering.
Adapun komponen darah yang berfungsi untuk membantu proses pembekuan darah adalah trombosit. Trombosit juga dikenal sebagai keping darah atau platelet.
Baca juga:
- GE Healthcare dan Asosiasi Rumah Sakit Swasta Jalin Ketra Sama Dukung Transformasi Layanan Kesehatan RI
- Kenapa Parfum yang Sama Bisa Punya Aroma Berbeda di Kulit Setiap Orang?
- Ganti Kunafa dengan Bihun, Viral Seleb TikTok Mursid Bikin Cokelat Dubai Versi Kreasi Sendiri
- Dua Cara Mudah Bantu Atasi Kecanduan Minum Kopi
- Inflamasi (peradangan)
Ketika perdarahan sudah berhenti, pembuluh darah akan melebar untuk mengalirkan darah segar ke area tubuh yang terluka. Darah segar diperlukan agar proses penyembuhan luka berjalan dengan cepat.
Dalam tahapan ini, luka akan terasa hangat, membengkak, luka berair, dan menjadi kemerahan selama beberapa waktu.
Pada tahapan inflamasi, sel darah putih akan membunuh kuman di area luka. Selain itu, sel darah putih juga memproduksi senyawa kimia yang dapat memperbaiki jaringan tubuh yang rusak. Setelah itu, sel-sel kulit baru akan tumbuh dan menutup luka.
- Poliferatif (pembentukan jaringan baru)
Setelah sel darah putih membunuh kuman di area luka, tubuh akan melakukan pembentukan jaaringan. Sel darah merah yang kaya oksigen akan membuat jaringan baru untuk menutup luka, dikutip dari AI-Care.
Senyawa kimia dalam tubuh akan mengirim sinyal di area luka untuk membentuk jaringan elastis (kolagen) yang memperbaiki kulit dan jaringan tubuh yang rusak.
Pada tahapan ini, Anda akan melihat bekas luka berwarna merah segar. Bekas luka perlahan akan memudar warnanya dan terlihat lebih merata.
- Pematangan jaringan
Tahapan proses penyembuhan luka yang terakhir adalah pematangan atau penguatan jaringan.
Setelah luka tertutup, proses penyembuhan luka masih terus berlangsung. Anda mungkin akan melihat luka menjadi berwarna merah muda, meregang dan mengerut yang diiringi rasa gatal. Hal ini terjadi karena ada proses pematangan jaringan.
Proses ini bisa memakan waktu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Inilah alasan mengapa semakin lama usia bekas luka, semakin memudar pula tampilannya.
Tanda luka sudah benar-benar pulih adalah kulit akan menjadi sama kuatnya seperti sebelum mengalami luka.
Kendati demikian, penampilan bekas luka mungkin akan tampak berbeda dengan kulit normal. Hal ini karena kulit tersusun dari dua protein, yakni kolagen yang memberi kulit dan eslatin yang melenturkan kulit.
pada bekas luka, kulit tidak bisa memproduksi elastin baru sehingga bekas luka seluruhnya terbuat dari kolagen. Kulit baru yang terbentuk pada bekas luka umumnya kuat, namun kurang lentur ketimbang kulit di sekitarnya.
Demikian informasi tentang proses penyembuhan luka. Dapatkan update berita pilihan lainnya hanya di VOI.ID.