Indonesia Menganut Ekonomi Terbuka, Erick Thohir: Jangan Sampai Jadi Konsumen Konten Asing
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan sebagai salah satu bangsa yang memiliki jumlah penduduk terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi yang besar khususnya di industri kreatif seperti gim dan e-sport.
Ia pun mengapresiasi ekosistem digital khususnya industri gim dan e-sport yang sudah dibangun Telkomsel selama ini.
Erick mengatakan, Telkomsel sebagai operator telekomunikasi terbesar di Indonesia terus mengembangkan industri kreatif seperti gim dan e-sport.
Ia juga meminta agar ekosistem digital yang sudah dibangun tersebut harus didorong untuk berpihak kepada kreator dan konten lokal.
"Keberpihakan tersebut bukan lantas mematikan konten asing atau memusuhi konten asing yang masuk ke Indonesia. Sebab Indonesia sudah menganut ekonomi terbuka, namun harus diseimbangkan. Jangan sampai bangsa Indonesia hanya sebagai konsumen dari kreator atau konten asing," katanya dalam keterangan resmi, dikutip Selasa, 1 November.
Erick menilai, sejatinya Indonesia sudah mampu memproduksi konten lokal. Contohnya saja dari 5 film buatan putra putri terbaik Indonesia, setidaknya sudah ditonton 27,1 juta penonton.
Jumlah tersebut tentu saja di atas film Hollywood yang mencapai jumlah 22,1 juta penonton.
Dengan jumlah penonton yang signifikan tersebut, lanjut Erick, bangsa Indonesia dapat bersaing dalam membuat konten-konten yang berkualitas yang bisa ditonton oleh banyak masyarakat.
Karena itu, kata Erick, Pemerintah melalui Kementerian BUMN terus mendorong tumbuhnya konten-konten lokal yang berkualitas.
Contohnya mendorong agar dapat memberikan penghargaan kepada musik dangdut di Indonesia.
"Amerika saja mendorong country music, masa iya kita tidak bisa mendorong dangdut. Saya ingin penghargaan kepada insan musik dangdut tak hanya sekadar wacana. Tidak ada alasan bagi bangsa Indonesia untuk tidak bisa menjadi negara popular culture. Kultur di Indonesia sangat banyak dan itu menjadi kekuatan yang sangat besar," kata Erick.
Menurut Erick, waktu bagi bangsa Indonesia menjadikan popular culture sangat terbatas. Batas waktunya hingga tahun 2038.
Jika waktu tersebut terlampaui, maka bangsa Indonesia akan kehilangan momentum yang sangat berharga.
另请阅读:
Sementara itu, Komisaris Utama Telkomsel Wishnutama Kusubandio memastikan anak usaha Telkom tersebut turut aktif mengembangkan industri gim dan e-sport di Indonesia.
Menurut Wishnutama, Telkomsel akan terus berkolaborasi dan mendukung setiap individu yang terlibat serta berdedikasi untuk mengembangkan secara konsisten industri games dan e-sport di Indonesia.
"Diharapkan industri games dan e-sport di Indonesia akan terus menjadi lebih besar dengan inovasi supaya bisa bersaing. Telkomsel mendukung permintaan Kementerian BUMN agar Indonesia tak sekadar sebagai pasar, tetapi nantinya juga akan mnembangun ekosistem games," kata Wishnutama.