Rupiah Dibuka Stagnan, Hari Ini Diprediksi Bergerak Melemah Efek Gelombang Kedua COVID-19
JAKARTA - Nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka stagnan pada perdagangan Selasa 22 September. Rupiah dibuka tak bergerak atau tetap di level Rp14.700, sama dengan penutupan kemarin.
Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan, penguatan dolar AS yang tajam terhadap mata uang yang lebih berisiko bisa berlanjut pagi ini di Pasar Asia.
"Penguatan dolar AS ini menyusul pelemahan indeks saham global kemarin karena berbagai kekhawatiran seperti mengenai kemungkinan lockdown kembali karena kenaikan kasus COVID019 di beberapa negara Eropa," ujar Ariston kepada VOI.
Selain itu, paket stimulus fiskal AS yang masih tidak keluar untuk menopang pemulihan ekonomi di AS juga berpotensi menekan pasar global.
"Rupiah hari ini berpotensi berbalik melemah dengan potensi kisaran Rp14.650-14.850 per dolar AS," ujarnya.
Hingga pukul 09.00 WIB, pergerakan mata uang di Asia Pasifik cenderung beragam. Yuan China menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di kawasan setelah naik 0,25 persen.
Disusul yen Jepang yang menanjak 0,18 persen. Berikutnya ada dolar Taiwan dan dolar Singapura yang masing-masing menguat 0,08 persen dan 0,02 persen terhadap dolar AS.
Sementara itu, won Korea Selatan menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam setelah turun 0,48 persen. Diikuti, ringgit Malaysia dan baht Thailand yang masing-masing melemah 0,27 persen dan 0,20 persen terhadap dolar AS.
Berikutnya peso Filipina yang koreksi 0,12 persen serta dolar Hong Kong yang bergerak stabil atau sama dengan penutupan kemarin.