Sabah yang Diributkan Filipina dan Malaysia
JAKARTA - Kementerian Luar Negeri Malaysia atau Wisma Putra menegaskan, Negara Bagian Sabah adalah bagian dari Malaysia.
Menteri Luar Negeri Malaysia Hishammuddin Hussein mengatakan, Malaysia juga sudah membuat pernyataan sebelum ini, bahwa Sabah adalah negara bagian tersebut dan tidak perlu diperdebatkan lagi.
"Sabah selamanya akan menjadi bagian daripada Malaysia," katanya melalui kicauannya di akun Twitternya, @HishammuddinH2O, Selasa, 25 Agustus.
Unggahan politikus UMNO ini juga menautkan videonya saat pidato di Parlemen pada 5 Agustus. Dalam video itu dia menyatakan, Malaysia menentang ucapan pejabat Filipina Teodoro Locsin Jr yang mengatakan "Sabah tidak di wilayah Malaysia".
Dalam video tersebut Hishamuddin menganggap, pernyataan Teodoro tidak bertanggung jawab karena menyatakan Sabah bukan bagian dari Malaysia.
Sebelumnya, dilansir dari CNN Filipina, Komite Urusan Luar Negeri DPR telah menyetujui RUU pengganti tentang peta negara, termasuk zona ekonomi eksklusif 200 mil, dan Sabah yang masuk dalam pada paspor Filipina.
Komite tersebut menegaskan langkah yang mengharuskan pencetakan peta negara pada paspor bertujuan untuk menekankan dan menegaskan kemenangan Filipina di Laut Filipina Barat atas China pada Pengadilan Arbitrase di Den Haag, Belanda.
RUU tak bernomor yang disetujui Kamis 20 Agustus ini, juga mendorong diskon 32 persen untuk biaya pemprosesan, penerbitan, dan pembaruan paspor untuk warga senior Filipina.
RUU ini juga bertujuan untuk dasar hukum penindakan kasus paspor ilegal dengan hukuman yang berat. Serta, Pelanggar asing juga dapat dideportasi dan dimasukkan daftar hitam setelah menjalani hukuman.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri, Teodore Locsin Jr, juga pernah menuliskan di Twitter sebuah pernyataan "Sabah tidak ada di Malaysia". Komentarnya ini ditanggapi serius oleh sejumlah elite pemerintahan Malaysia.