JAKARTA – Pemerintah Spanyol tengah menyelidiki kemungkinan adanya kelemahan siber yang menjadi penyebab pemadaman listrik besar-besaran pada 28 April 2025, yang sempat melumpuhkan sebagian besar wilayah di Semenanjung Iberia.
Sebagai bagian dari penyelidikan, Institut Keamanan Siber Nasional Spanyol (Incibe) telah meminta informasi dari para produsen listrik skala kecil terkait pertahanan siber mereka. Langkah ini memicu perdebatan mengenai apakah ketergantungan Spanyol pada energi terbarukan menjadi titik lemah yang dieksploitasi oleh pelaku jahat.
Sumber yang mengetahui penyelidikan menyebutkan bahwa pejabat pemerintah khawatir dengan ketahanan siber pembangkit listrik tenaga surya dan angin skala kecil dan menengah yang kini banyak tersebar di Spanyol seiring dengan pertumbuhan sektor energi terbarukan negara tersebut.
Hingga saat ini, penyebab pasti keruntuhan sistem kelistrikan Iberia pada 28 April belum diketahui, dan dugaan adanya serangan siber belum dikesampingkan. “Saat ini, semua kemungkinan masih terbuka,” kata Kementerian Energi dan Lingkungan Spanyol.
Secara terpisah, seorang hakim di Pengadilan Tinggi Nasional Spanyol telah membuka penyelidikan atas dugaan serangan siber sebagai penyebab insiden tersebut.
Operator jaringan listrik Spanyol, Red Eléctrica, menyatakan sehari setelah kejadian bahwa mereka tidak menemukan bukti serangan siber pada fasilitas mereka. Namun, sejak itu, perusahaan belum memberikan pernyataan lebih lanjut.
Pemerintah Spanyol baru-baru ini mengungkap bahwa negara tersebut mengalami sekitar 100.000 serangan siber tahun lalu, di mana 70% di antaranya menargetkan perusahaan dan organisasi lain. Untuk memperkuat pertahanan siber, pemerintah mengumumkan investasi sebesar 1,1 miliar euro (Rp18,2 triliun).
Tiga perusahaan pengelola pembangkit energi terbarukan mengaku kepada Financial Times bahwa mereka telah menerima banyak pertanyaan dari Incibe, seperti:
-
Apakah pembangkit dapat dikendalikan dari jarak jauh?
-
Apakah ada anomali sebelum insiden 28 April?
-
Apakah sistem baru-baru ini mendapat pembaruan keamanan?
Seorang pejabat pemerintah menegaskan bahwa penyelidikan mencakup berbagai kemungkinan, dan pertanyaan dari Incibe tidak menandakan bahwa satu teori lebih utama dari yang lain.
Peralihan Spanyol dari pembangkit listrik besar berbasis bahan bakar fosil ke sistem dengan ribuan pembangkit kecil berbasis energi terbarukan telah memperluas potensi titik masuk serangan siber. Perangkat yang dijalankan dengan firmware serta jalur komunikasi antar unit pembangkit dan pusat kendali disebut sebagai potensi celah.
Red Eléctrica menyatakan menerima data langsung dari 4.000 instalasi energi terbarukan yang berkapasitas minimal 1 megawatt. Mereka juga dapat mengirim instruksi waktu nyata ke pembangkit berkapasitas 5MW atau lebih.
Namun, dalam laporan tahunan terakhir, perusahaan induk Red Eléctrica menyebut sebagai risiko kurangnya informasi real-time dari pembangkit berkapasitas di bawah 1MW — yang kini jumlahnya sangat banyak.
Menurut Asosiasi Produsen Energi Fotovoltaik (Anpier), terdapat sekitar 54.000 instalasi tenaga surya di Spanyol, termasuk panel atap di rumah, kantor, dan pabrik.
BACA JUGA:
Beberapa eksekutif sektor listrik di Spanyol meragukan serangan siber sebagai penyebab utama, mengingat kompleksitas untuk melumpuhkan sistem secara dramatis. Namun, mereka juga mengakui kemungkinan adanya bentuk serangan baru yang belum pernah dibayangkan.
Miguel López, Direktur Penjualan Regional Eropa Selatan dari perusahaan keamanan siber Barracuda, mengatakan: “Dengan informasi yang tersedia saat ini, serangan siber tampaknya bukan hipotesis yang paling masuk akal, karena akan dibutuhkan serangan yang sangat terkoordinasi di berbagai titik."
Ia menambahkan bahwa jika serangan siber benar-benar merusak sistem, proses pemulihan tidak akan mungkin selesai hanya dalam 16 jam, seperti yang terjadi dalam insiden ini.
Anpier juga menyatakan bahwa secara umum, instalasi fotovoltaik kecil tidak memiliki sistem yang dapat diserang secara jarak jauh dan tidak cukup besar untuk menyebabkan gangguan sistem.
Pemadaman listrik terjadi setelah Spanyol kehilangan pasokan sebesar 15 gigawatt — atau 60% dari total daya — dalam waktu hanya lima detik, yang menyebabkan ketidakstabilan dan pemutusan sambungan pada sejumlah pembangkit lainnya. Sebelum kejadian, energi terbarukan menyumbang 70% pasokan listrik nasional.