JAKARTA – Komite Obat-obatan untuk Manusia (CHMP) dari European Medicines Agency (EMA) telah menyetujui penggunaan alat kecerdasan buatan (AI) AIM-NASH dalam uji klinis untuk membantu mengidentifikasi tingkat keparahan penyakit hati berlemak.
Penyakit ini, yang dikenal sebagai metabolic dysfunction-associated steatohepatitis (MASH), merupakan kondisi yang sulit diobati dan diperkirakan mempengaruhi sekitar 1,5% hingga 6,5% orang dewasa di Amerika Serikat. Hal ini seperti dilaporkan oleh American Liver Foundation.
AIM-NASH adalah alat berbasis AI yang menggunakan model pembelajaran mesin yang telah dilatih dengan lebih dari 100.000 anotasi dari 59 ahli patologi. Data ini berasal dari lebih dari 5.000 biopsi hati dalam sembilan uji klinis besar.
BACA JUGA:
CHMP menyatakan bahwa bukti yang tersedia menunjukkan AI ini dapat menilai aktivitas penyakit dari biopsi dengan lebih sedikit variasi dibandingkan standar saat ini, yang masih mengandalkan konsensus tiga ahli patologi. Dengan pengakuan ini, alat AIM-NASH dapat digunakan untuk menghasilkan bukti ilmiah yang valid, sehingga membantu penelitian dalam mengukur efektivitas pengobatan baru untuk penyakit ini.
Saat ini, satu-satunya obat yang disetujui di Amerika Serikat untuk mengobati MASH adalah Rezdiffra dari Madrigal Pharmaceuticals. Sementara itu, perusahaan farmasi besar seperti Novo Nordisk dan Eli Lilly juga sedang melakukan uji coba penggunaan terapi GLP-1 mereka untuk menangani penyakit hati berlemak ini.