JAKARTA - Grup surat kabar milik LVMH, Les Echos-Le Parisien, tidak menjadi bagian dari gugatan yang melibatkan media Prancis melawan platform X, milik Elon Musk. Padahal sebelumnya mereka menyatakan akan bergabung. Hal ini dikonfirmasi oleh seorang pejabat pengadilan dan empat sumber di industri media.
Les Echos-Le Parisien dan surat kabar Prancis lainnya, termasuk publikasi milik Le Monde dan Le Figaro, pada November lalu menyatakan akan mengajukan gugatan untuk menekan X agar memberikan kompensasi atas konten mereka yang digunakan di platform media sosial tersebut tanpa pembayaran.
Biaya semacam ini dirancang untuk memastikan konten jurnalistik tetap tersedia secara luas di platform digital sekaligus memberikan stabilitas finansial yang lebih baik bagi penerbit. Aturan ini diwajibkan berdasarkan undang-undang hak cipta dan hak terkait Uni Eropa.
Melanjutkan gugatan ini akan mempertemukan LVMH dan pemegang saham pengendali serta CEO-nya, Bernard Arnault, dengan Elon Musk, orang terkaya di dunia dan sekutu utama Presiden AS Donald Trump. Arnault hadir dalam pelantikan Trump.
Dua sumber menyatakan bahwa Les Echos-Le Parisien telah memberitahu eksekutif tinggi di surat kabar lain bahwa mereka tidak akan melanjutkan gugatan, tanpa menjelaskan alasan di balik keputusan tersebut.
"Kami memang pernah mengancam akan menggugat X di masa lalu. Diskusi lain telah dilakukan sejak saat itu," kata juru bicara Les Echos-Le Parisien, yang menolak memberikan penjelasan lebih lanjut.
LVMH menolak berkomentar. Pengacara X di Prancis juga menolak berkomentar.
SEE ALSO:
Aturan Uni Eropa
Les Echos adalah surat kabar bisnis harian terkemuka di Prancis, sementara Le Parisien adalah surat kabar berita umum.
Dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh Les Echos pada November lalu, CEO Les Echos-Le Parisien, Pierre Louette, menyatakan bahwa X, "sama seperti platform lainnya" yang menghasilkan trafik dan pendapatan dari konten surat kabar mereka, "harus mematuhi" aturan hak cipta Uni Eropa.
"Ini adalah masalah menjaga informasi berkualitas, fondasi utama demokrasi kita," tambahnya.
Penerbit Prancis, termasuk Les Echos-Le Parisien, sebelumnya memenangkan kasus serupa melawan Google milik Alphabet di hadapan otoritas persaingan Prancis pada 2021. Mereka juga mencapai kesepakatan dengan Meta terkait masalah serupa.
"Undang-undang tentang hak terkait berlaku untuk semua orang," kata Louette, yang juga menjabat sebagai ketua asosiasi penerbit surat kabar utama Prancis, dalam wawancara baru-baru ini dengan Le Figaro.
Bulan lalu, Les Echos-Le Parisien menjadi bagian dari kelompok surat kabar yang mengumumkan gugatan serupa terhadap platform LinkedIn milik Microsoft. Tanggal persidangan belum diumumkan.
LVMH membeli Les Echos pada 2007 sebelum mengambil alih surat kabar berita umum Le Parisien pada 2015 sebagai bagian dari ekspansi ke dunia media. Tahun lalu, LVMH mengambil alih Paris Match, majalah mingguan terkenal yang meliput politik, hiburan, dan selebritas. Konglomerat ini juga memiliki stasiun radio Prancis.
Bernard Arnault bulan lalu memuji "angin optimisme" yang menurutnya sedang melanda AS setelah pemilihan Trump dan menyatakan dukungannya terhadap peran Musk di Gedung Putih. Arnault mengatakan Prancis "harus meniru Amerika Serikat dan menunjuk seseorang untuk mengurangi birokrasi."