Brasil Bakal Gunakan Real Digital untuk Pembayaran
Brasil gunakan real digital untuk pembayaran grosir di dalam negeri. (foto: Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA – Sejumlah negara mulai mengembangkan mata uang digital bank sentral (CBDC) untuk membendung laju cryptocurrency, salah satunya adalah Brasil. CBDC Brasil, Real Digital, rencananya bakal digunakan untuk pembayaran grosir.

Selain itu, bank sentral juga menyatakan bahwa CBDC-nya tidak akan digunakan untuk keperluan retail. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Presiden Bank Sentral Brasil, Roberto Campos Neto dalam konferensi kripto yang digelar di Rio, Valor’s Crypto Summit Rio 2022.

“Bank akan dapat mengeluarkan stablecoin pada simpanan mereka dan akan mengembangkan teknologi untuk itu, mereka harus berinvestasi, karena mereka dapat memperoleh keuntungan. Dan begitu mereka mengembangkannya, protokol untuk mengeluarkan stablecoin di deposito pada dasarnya akan sama seperti memonetisasi berbagai aset digital lainnya,” kata Neto.

Selanjutnya Presiden Bank Sentral Brasil itu memaparkan bahwa real digital bakal memiliki kegunaan yang unik dibanding CBDC lainnya. Real digital ditujukan untuk monetisasi aset tanpa merugikan fungsi kredit bank swasta dan menggunakannya sebagai agunan.

Bitcoin.com News melaporkan bahwa Campos Neto juga memasukkan tokenisasi sebagai salah satu proses yang memungkinkan di mana CBDC dapat meningkatkan perekonimian dalam negeri. Campos Neto mengacu pada hipotek dan mengatakan bahwa penerapan model tokenisasi dapat membuat pembayaran atau mendapatkan hipotek terbalik menjadi tugas yang lebih mudah, mengurangi biaya dan juga waktu tunggu, dan menyederhanakan dokumen terkait.

Dalam hal ini, Brasil baru meluncurkan Brazilian Blockchain Network, sebuah proyek yang bertujuan untuk membangun basis bersama bagi institusi lain dalam negeri guna membangun proyek di jaringan tersebut. Proyek ini mungkin juga menggunakan token dan real digital di masa depan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Di sisi lain, Campos Neto juga melontarkan kritikannya terhadap kurangnya koordinasi yang dialami bank sentral dalam proses pengembangan CBDC.

“Ketika saya bertemu dengan bank sentral lain, saya melihat ada yang mencoba mengembangkan sistem terdesentralisasi, dan yang lain berbicara tentang otomatisasi sistem pembayaran multi-tier… Jika Anda memiliki pengembangan dengan cara yang tidak terkoordinasi ini, itu tidak akan pernah lebih baik daripada platform kripto yang terpusat,” pungkasnya.