26 April 2021, 13:02 | TIM VOI

Ilustrasi kolak pisang (Twitter/Ryuki Kurokami)

JAKARTA – Tiada Ramadan tanpa kolak sebagai menu takjil, mengapa begitu? Ada berbagai jenis kolak di Nusantara, mulai dari kolak pisang, kolak ubi, kolak biji salak, kolak muatiara hingga kolak labu kuning.

Tidak terbatas waktu, entah sejak kapan kolak menjadi hidangan wajib ketika bedug Magrib bergema. Kolak bisa dibilang sebagai sebuah minuman yang berisi berbagai jenis isian. Karena isiannya beragam, jadi sangat fleksibel untuk dimasak. Bahkan, kolak tak hanya jadi hidangan ketika Ramadan.

Saat hari-hari biasa pun, kolak juga sering dijumpai atau bahkan dibuat di rumah masing-masing sesuai selera atau musim apa. Tak jarang buah seperti pisang dan mangga manalagi jadi isian untuk kolak sebab kayanya hasil bumi kawasan tropis, Nusantara.

Diracik berdasarkan pengaruh budaya Arab

Seorang sejarawan, Fadly Rahman penulis buku Jejak Rasa Nusantara: Sejarah Makanan Indonesia mencatat bahwa bisa jadi hidangan khas Ramadan, kolak, mendapat pengaruh dari budaya Arab. Secara asal kata, kolak berasal dari kata khalik yang berarti ‘Tuhan pencipta alam semest’.

Kuliner sebagai sarana persebaran agama

Beberapa sejarawan lain juga menyebutkan bahwa kolak bersantan pernah jadi sarana untuk menyebarkan agama Islam. Sumber pasti memang belum ditemukan, papar Fadly, tetapi dilihat dari bahan-bahan pembuatnya merupakan potensi lokal.

Gula aren, bahan kolak yang merata ditemukan di Nusantara

Pemanis pada kolak pada umumnya dari gula aren. Gula aren sendiri ditemukan sebagai olahan hasil bumi di seluruh Nusantara. Indonesia juga termasuk sebagai pengeskpor gula aren terbesar di dunia.

Bahan yang dipakai fleksibel atau berdasarkan potensi masing-masing daerah

Apabila di daerah berkapur, kolak singkong lebih populer dibanding kolak biji salak. Sedangkan di beberapa daerah juga memanen labu kuning saat sepanjang musim. Labu kuning biasanya ditanam saat jeda musim panen padi. Uniknya lagi, tumbuhan ini bisa bertahan hidup di musim kemarau.

Isian kolak lainnya seperti pisang, ubi, kolang-kaling, jagung manis, dan sagu mutiara, mudah sekali ditamukan di Indonesia.

Rasa cenderung manis

Setelah seharian menahan haus dan lapar, gula dalam darah menurun. Ini salah satu alasan kolak adalah hidangan manis dengan berbagai isian yang bermanfaat meningkatkan gula darah. Kadar insulin akan seimbang kembali seiring peningkatan metabolisme dalam tubuh setelah berbuka dengan yang manis.

Tetapi ada yang perlu diingat, bahwa berbuka dengan kolak manis ada batasannya. Apabila Anda memiliki kecenderungan diabetes atau gula darah tinggi, maka pilih gula atau pemanis yang alami.

Menurut ahli, gula aren cenderung aman dan bisa jadi alternatif untuk diabetes sebab memiliki indeks glikemik lebih rendah dibanding gula putih. 

ADS VOI