"Allohumma solli'alaa Muhammad, wa'ala aali Muhammad"
Selawat serta salam seketika terucap saat memandang lukisan kaligrafi berlafaz Nabi Muhammad SAW yang terpampang di dinding-dinding partisi di gedung Jakarta Islamic Center.
Di tempat itu, digelar acara Ramadan Festival yang diprakarsai Islamic Authentic Artefak. Benda-benda yang pernah digunakan atau dipakai sangat melekat dengan Baginda Nabi Besar Muhammad SAW dipamerkan.
Memasuki pintu masuk arena pameran, hati langsung terenyuh dengan lantunan selawat. Terlebih di bulan ramadan ini, rasanya sangat tepat untuk meningkatkan keimanan kita dan bermunajat di depan saksi hidup Rasulullah.
Sepatutnya warga ibu kota patut berbahagia di bulan penuh berkah ini. Bagaimana tidak, Nabi besar Muhammad SAW kini hadir di Jakarta Utara.
Ya, masyarakat bisa berkesempatan melihat secara langsung barang-barang peninggalan Baginda Rasulullah yang dipamerkan di Jakarta Islamic Center, Jalan Kramat Jaya Raya, Koja, Jakarta Utara.
Pengunjung cukup mengeluarkan uang Rp50.000 sebagai infak untuk mensyukuri nikmat melihat benda sangat bersejarah bagi peradaban islam.
Tentunya, dengan protokol kesehatan ketat masyarakat umum bisa mengabadikan momen yang hanya mungkin bisa dilihat satu kali dalam 10-20 tahun kedepan, khususnya di Jakarta. Para pengunjung dapat berfoto dengan barang-barang Rasulullah. Tapi ingat, jangan membelakangi atau ber-selfie dengan artefak.
Ketua Penyelanggara Pameran Artefak Muhammad Rifqi (Ekky) mengatakan, artefak-artefak ini didatangkan langsung dari beberapa negara yaitu dari Mesir, Arab Saudi, Brunei Darussalam dan Malaysia.
"Memang pemiliknya masing masing ada kolektornya, bersertifikasi dan dikelilingi ke berbagai negara untuk dipamerkan," ujar Ekky saat ditemui VOI, di JIC Koja, Jakarta Utara, Sabtu, 24 April.
Rifqi atau akrab disapa Ekky Pitung itu memaparkan, pameran artefak yang dipersiapkan sejak 2019 ini seharusnya digelar April 2020 lalu. Namun pandemi COVID-19 yang mulai mengganas membuat pameran ditunda hingga dapat dilangsungkan pada Ramadan tahun ini.
"Memang di Jakarta kesempatannya hanya di bulan ramadan ini. Mudah-mudahan masyarakat, khususnya muslimin dan muslimat jangan buang kesempatan yang ada di Ramadan ini, di Jakarta, karena memang habis ini sudah dibawa keliling daerah yaitu Aceh, Padang, lalu Medan. Dibawa ke Sumatera, karena Jakarta sudah selesai," paparnya.
Pameran artefak ini dibuka sejak Jumat, 23 April hingga Senin, 3 Mei 2021. Jam pameran mulai pukul 09.00 WIB hingga 18.00. Sementara, pengunjung khusus reservasi diberlakukan pukul 19.00 hingga 22.00 WIB.
"Jadi muslimin dan muslimat dikasih waktu kita nih sampai 3 Mei. Mudah-mudahan kita sehat sambil menjalankan bulan suci Ramadan, silakanlah melihat," sambung Ekky.
Ekky mengatakan, total artefak yang dipamerkan di Jakarta Islamic Center Jakarta Utara itu berjumlah 35 item. Di mana benda milik Nabi Muhammad ada 15 jenis, sementara 22 lainnya ada yang merupakan benda milik para sahabat Nabi.
"Jumlah artefak tidak semua milik Rasulullah, disini miliknya langsung ada 15 sisanya ada kiswah Ka'bah jaman Utsmani, karpet Raudhah. Yang pribadi ada rambut, janggut, darah bekam, keringat yang sudah menjadi kristal, tapak kaki, ada tempat minum susu beliau, ada lagi kantung minum ketika beliau hijrah itu terbuat kulit onta. Itu ditemukan MasyaAllah dalam kondisi berantakan lalu pelan-pelan dijahit dibentuk lagi seperti semula," beber Ekky.
Ada juga yang ditemukan arkeolog dalam kondisi tidak bisa diapa-apakan lagi, yang dijumpai di pasar Madinah bahkan sudah hancur.
"Tapi karena ada ceritanya barang tersebut ya kita bawa, dan itu memang ada pemiliknya. Ini hal-hal begini memang kita perlu jaga dalam rangka mengingat kembali perjalanan beliau, perjuangan beliau. Bagi umat muslim kan beliau kekasih Allah, dengan harapan kita mendapat syafaatnya," kata Ekky.
Ketua Penyelenggara Pameran Artefak, Muhammad Rifqi atau yang akrab disapa Ekky Pitung mengatakan, yang paling teristimewa dan terfavorit dalam pameran di Jakarta yakni sorban atau turban yang biasa dikenakan Rasulullah SAW.
"Imamah, favorit bener. Imamah itu sorban Rasulullah. Sebenarnya koleksi sorban ada tiga, cuma sekarang ada di Probolinggo. Semuanya (peninggalan Nabi, red) ada 71 item, disini (dipamerkan di Jakarta, red) ada 35," ungkapnya.
Turban ini memiliki tiga jenis warna yang masing-masing digunakan Baginda Nabi sesuai dengan maknanya, yakni putih, hitam dan hijau. Di Jakarta sendiri hanya dipamerkan turban hijau, sementara yang turban putih dan hitam berada di Probolinggo, Jawa Timur.
"Ini kita yang hijau memang ada tanda-tanda kalau beliau pake putih bagaimana, hijau bagaimana, hitam bagaimana, ada maknanya," terang Ekky.
Jika Nabi menggunakan turban/sorban hijau, tandanya Baginda Rasul sudah siap bertarung dan berperang dengan kaum Quraisy atau kafir. "Jadi hijau menandakan bahwa Rasulullah itu fighter," kata Ekky.
Sedangkan sorban putih digunakan untuk bersilaturahmi dengan para sahabat atau sedang berkutbah. Sedangkan, sorban hitam adalah keseharian beliau.
"Tapi kalau beliau sudah pakai hijau kita sebut Imamah sebagai pemimpin. Itu udah sifatnya Bismillah," jelasnya.
Ada pun artefak yang paling sulit didapat yakni bekas wadah susu Rasulullah SAW. Wadah minuman keluarga Rasulullah biasanya digunakan untuk mengisi susu unta dan susu kambing pada hari+hari tertentu. Wadah susu ini digunakan untuk mengisi minuman susu Baginda Rasulullah SAW, Saidatina Fatimah RA, Saidina Ali RA, Saidina Hassan RA, Saidina Hussin RA, semasa beliau kecil.
"Yang paling sulit (didapat, red) ini tempat susu Rasulullah. Tadinya penyok-penyok, lalu dibenerin digetok-getok. Batunya juga bukan sembarang," kata Ekky.
Pengunjung di hari kedua ini diakui panitia penyelenggara lebih ramai. Mungkin, informasi sudah sampai ke telinga pecinta Rasulullah.
Pameran artefak ini sengaja digelar di 10 hari kedua Ramadan. Sesuai keutamaannya, merupakan hari-hari dimana dibukanya pintu pengampunan Allah seluas-luasnya.
Didasarkan pada sebuah hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah berbunyi "Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, dimana ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: " Awal bulan Ramadan adalah Rahmah, pertengahan ya adalah maghfirah dan akhirnya itqum minan nar". Maghfiroh, berati pengampunan.
"Ini bisa dijadikan nilai ibadah kita karena menambahn keimanan, berkegiatan yang positif apalagi kita masuk kesini dengan adab dengan kesantunan, selangkah dzikir ada syafaatnya," tutur Ekky.
Ekky mengatakan, bagi masyarakat yang ingin pada malam hari juga diperkenankan. Diwaktukan setelah shalat Isya hingga pukul 22.00 WIB, untuk pengunjung berkelompok seperti majelis taklim atau pesantren bisa melakukan pemesanan terlebih dahulu. Bahkan, sekaligus bisa menggelar pengajian untuk bertawasul.
"Jadi sengaja kita buat untuk malam hari nanti siapa pun dengan reservasi sebelumnya. Artinya kita kasih jeda malem silahkan lah kita kasih karpet," katanya.
Untuk informasi, panitia bakal menggelar malam Nuzulul Qur'an atau malam ke 17 Ramadan di arena pameran, yang jatuh pada Rabu malam, 28 April.
"Ini khusus kita berkegiatan di Nuzulul Qur'an, kita istighasah, mendoakan bangsa bebas dari covid, ekonomi terangkat kembali, semua hidup normal. Bersama Rasulullah kita berdoa untuk bangsa agar semua kedepan bisa menjadi bangsa Baldatun Thoyibatun Warobbun Ghofur atau sebagai negeri yang baik yang diampuni Allah SWT. Atau dalam falsafah Jawa dikenal dengan 'Gemah Ripah Loh Jinawi'.
Tentu acara akan dibatasi hanya 50 orang saja dengan kursi berjarak, mengingat masih adanya pembatasan sosial sebagai penerapan protokol kesehatan. Itupun sepertinya hanya tokoh-tokoh tertentu.
Panitia, masih menunggu konfirmasi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, apakah datang saat malam Nuzulul Qur'an atau saat penutupan pameran.
"Dalam waktu dekat kita bertemu membicarakan agenda ini apakah malam Nuzulul Qur'an atau penutupan. Jadi beliau juga masih pesan bagaimana Prokes," jelas Ekky.
Sekali lagi, Ekky yang juga inisiator lembaga pelestarian peninggalan sejarah Islam, Islamic Authentic Artefak itu pun mengajak seluruh ummat muslim di DKI Jakarta dan sekitarnya untuk datang menyaksikan langsung pameran peninggalan Nabi Muhammad SAW di JIC Koja Jakarta Utara.
Sebab kesempatan ini hanya datang sekali di Jakarta bahkan 10 atau 20 tahun lagi lun belum tentu akan ada pameran serupa. Bila pun ingin melihat masyarakat harus terbang ke Turki lebih dulu peninggalan Rasul yang dipajang. Itupun hanya 20 item saja.
Setelah dari Jakarta ini pun, pameran artefak akan dilanjutkan ke Aceh, Medan dan Padang, Sumatera Barat.
"Ini kenapa kita kasih waktu lama agar semua ummat khususnya muslimin dan muslimat jangan buang waktu lagi. Ini tempat signifikan, jarak terbaik dan ini nilainya luar biasa. Bahkan 10-20 tahun lagi belum tentu kita menikmati atau melihat langsung milik Rasulullah," ungkap Ekky.
"Dan janji rasul bahwa siapa yang memuliakan Allah dan dirinya akan disambut di pintu surga," kata Ekky Pitung.
Jadi, tunggu apalagi. Berkahi Ramadan ini dengan meringankan kaki mensyukuri nikmat melihat apa yang ditinggalkan Rasulullah untuk ummatnya agar meningkatkan kecintaan terhadap-Nya.
Semoga juga dengan berselawat kepada Rasulullah, dapat menjadi jalan bagi kita memperoleh pertolongan atau syafaat Nabi Muhammad SAW di hari kiamat nanti. Amin…