Bagikan:

JAKARTA - Kebijakan tarif impor kendaraan yang ditetapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump membuat sejumlah produsen otomotif harus memutar otak agar dapat menekan biaya dan menstabilkan penjualannya di negara tersebut.

Salah satu pabrikan yang terdampak dengan regulasi ini, seperti Toyota sedang mempertimbangkan untuk memproduksi kembali RAV4 terbaru di pabrik Kentucky, AS dalam beberapa waktu mendatang.

Dilansir dari Reuters yang ditulis Motor1, Selasa, 22 April, Toyota sebelumnya mengonfirmasi bakal menghentikan produksi dari RAV4 di pabrik Kentucky dan mengalihkannya ke pabrik di Kanada dan Jepang.

Menurut beberapa sumber, pabrikan ternama dari Jepang ini membatalkan langkah tersebut dan akan memulai kembali memproduksi SUV tersebut pada fasilitas tersebut demi mengurangi dampak dari tarif 25 persen pada kendaraan impor.

Laporan tersebut mengatakan skema ini belum mencapai tahap akhir dan dikabarkan perubahan rencana tersebut akan memakan waktu dan modal yang cukup banyak. Jika produksi tersebut disetujui, maka perakitan akan dimulai pada tahun 2027 mendatang.

Sementara itu, pihak Toyota masih menolak untuk memberikan komentar mengenai rencana perakitan RAV4 tersebut.

Selain Toyota, pabrikan lain yang sedang mempertimbangkan untuk merakit kendaraan di negeri paman Sam ialah Volvo. CEO baru mereka, Hakan Samuelsson yang mengatakan pihaknya membutuhkan waktu dua tahun untuk memperbanyak lini produksi di negeri paman Sam.

Samuelsson juga mengatakan bahwa tarif ini menandakan bahwa pihaknya tidak bisa menjual mobil rakitan Eropa untuk pasar AS dalam jangka waktu yang lama. Terlebih lagi, Volvo juga tidak bisa mengimpor mobil buatan China ke pasar tersebut karena tarif yang ditetapkan jauh lebih tinggi.

Sementara itu, juru bicara Volvo masih enggan memberikan tanggapan mengenai hal ini. Meskipun demikian, tentu akan sangat menarik bila produsen tersebut berani melakukan investasi di AS untuk merakit kendaraan di masa depan.