Bagikan:

JAKARTA – Pada pertengahan tahun lalu, Mercedes-Benz mengumumkan mendapatkan akses ke jaringan pengisian daya milik Tesla yakni Supercharger atau mengadopsi North American Charging System (NACS) untuk akhir tahun 2025.

Tetapi, para pemilik EV Mercedes-Benz tidak perlu khawatir menunggu lebih lama sebab pabrikan memiliki solusi lain untuk memiliki akses lebih cepat dengan Tesla Supercharger.

Kini, para pemilik kendaraan listrik (EV) Mercedes-Benz mendapatkan akses ke jaringan tersebut di wilayah Amerika Utara terdiri dari Amerika Serikat (AS) dan Kanada.

Melansir dari InsideEVs, Jumat, 7 Februari, pemilik EV mobil mewah tersebut memiliki akses le 15.000 jaringan Tesla Supercharger dengan memerlukan adaptor pengisi daya NACS ke port CCS1.

Produsen mobil dari Jerman tersebut telah menjual unit adaptor buatan Lectron dalam jaringan dealernya seharga 185 dolar AS (Rp3,019 juta) atau sedikit lebih murah bila dibeli secara langsung senilai 199,99 dolar AS (Rp3,264 juta).

Untuk mempermudah penggunanya, akses Supercharger juga telah ditambahkan ke aplikasi Mercedes-Benz melalui ponsel pintar. Dengan demikian, pemilik cukup mencolokkan pengisi daya tanpa harus menginstal aplikasi lainnya atau mengubah pengaturan di mobil.

Mayoritas kendaraan listrik Mercedes-Benz memiliki fitur Plug & Charge di Tesla Supercharger, yang berarti mereka dapat berkomunikasi dengan kios secara praktis. Tetapi, beberapa mobil memerlukan pembaruan perangkat lunak agar sistem ini berfungsi.

Produsen mobil tersebut tidak mengatakan model mana yang terkena dampaknya, namun pemilik kendaraan tersebut akan mendapat panggilan untuk menjadwalkan pembaruan perangkat lunak di dealer.

Selain Tesla Supercharger, Mercedes-Benz telah mengintegrasikan beberapa penyedia pengisian daya lainnya ke dalam aplikasi ponsel cerdasnya, termasuk Ionna, Electrify America, EVgo, dan ChargePoint.

Artinya, mobil listrik Mercedes-Benz kini dapat kompatibel dengan lebih dari 110.000 titik pengisian daya di seluruh AS dan Kanada.