Bagikan:

JAKARTA - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Malaysia akhirnya melayangkan permohonan maaf secara tertulis kepada Indonesia. Hal ini terkait penganiayaan suporter Tim Garuda menjelang laga versus Malaysia pada kualifikasi Piala Dunia 2022, di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur, 19 November 2019

Menteri Belia dan Sukan Syed Saddiq Bin Syed Abdul Rahman secara resmi mengirimkan surat kepada Pemerintah Indonesia,  dalam hal ini Kemenpora, Sabtu kemarin. Surat tersebut merujuk pada nota protes Kemenpora dengan nomor 11.22.12/SET/XI/2019 tertanggal 22 November 2019 dan langsung ditanda-tangani oleh Saddiq

Mengacu pada siaran pers yang diterima VOI, Minggu,15 Desember, dalam surat tersebut juga disebutkan, Pemerintah Malaysia telah menyampaikan laporan kejadian yang menimpa warga negara Indonesia kepada pihak Kepolisian Malaysia. Syed Saddiq meminta kepolisian segera mengusut tuntas masalah tersebut dengan meminta keterangan dari korban sehingga terduga pelaku dapat segera diproses secara hukum tanpa pandang bulu. 

Sebagai penutup dalam surat tersebut, Saddiq berharap kejadian itu tidak memperburuk hubungan kedua negara yang selama ini sudah baik. Bagi Kemenpora, dengan adanya surat balasan tersebut, sudah cukup sebagai indikasi konkret iktikad baik Pemerintah Malaysia untuk menyelesaikan masalah karena permintaan maaf secara tertulis sudah dipenuhinya, meskipun pada awalnya hanya permintaan maaf secara lisan dan itu pun hanya disampaikan melalui media sosial pada 24 November lalu. 

Namun demikian, sebagaimana menjadi komitmen Pemerintah Malaysia, proses hukum diharapkan tetap dilakukan dan untuk itu baik Kemenpora dan Kemenlu Indonesia akan terus melakukan pemantauan dan pendampingan. 

Kemenpora berharap, polemik yang terjadi segera berakhir dan perseteruan antarsuporter saat kedua tim bermain tidak terulang kembali baik di Indonesia maupun di Malaysia. Kedua negara, dengan melibatkan unsur pejabat pemerintah, federasi sepak bola dan perwakilan suporter akan segera duduk bersama membahas upaya agar hal-hal destruktif di masa depan dapat diminimalisasi.