JAKARTA – Atlet para bulu tangkis Indonesia, Muhammad Al Imran, membuat kejutan meraih medali emas di ajang 6th Fazza Dubai Para Badminton International 2025.
Imran mengamankan gelar setelah mengalahkan peringkat empat dunia asal India, Umesh Vikram Kumar, dengan skor 21-18, 19-21, dan 21-9.
Gelar tunggal putra klasifikasi SL3 ini terasa sangat spesial bagi Imran karena ajang tersebut menandai debutnya di para bulu tangkis internasional. Ia baru saja lolos menjalani klasifikasi SL3 di Dubai sebelum kejuaraan tersebut berlangsung.
"Alhamdulillah, bisa masuk Pelatnas dan kemarin menjadi debut internasional. Alhamdulillah, diberi rezeki menjadi juara satu," kata Imran dalam keterangan yang diterima.
BACA JUGA:
Imran merasakan ketegangan pada aksi perdananya di acara internasional. Terutama mayoritas lawan-lawan yang dihadapinya sudah pernah mencicipi turnamen internasional, terutama Umesh Vikram Kumar.
"Sangat berbeda sekali (dengan pertandingan dalam negeri). Pertandingan di luar negeri sangat berbeda."
"Ada rasa tegang karena baru pertama kali main di internasional. Dukungan dari keluarga dan teman-teman yang membuat rasa tegang hilang dan saya menjadi lebih yakin."
"Semua musuh yang saya hadapi kemarin juga cukup berat, terutama untuk sisi permainan. Ada dari Korea Selatan dan lawan di final dari India, tetapi alhamdulillah saya bisa memenangi pertandingan," kata dia.
Atlet yang bulan Juli 2025 genap berusia 22 tahun ini bercerita, olahraga para bulu tangkis baru mulai ditekuninya pada 2020. Namun, awalnya tidak ada metode latihan khusus yang dijalani Imran.
Raihan medali emas kemudian ia dapat ketika mewakili Bogor pada ajang Pekan Paralimpiade Daerah (Peparda) 2022 di Bekasi. Pencapaian itu membuatnya semakin serius di bulu tangkis.
"Setelah dari Peparda, saya mewakili Jawa Barat di Peparnas 2024 Solo. Alhamdulillah, dapat tiga emas di kelas SL3 single nasional, SL3 single elite dan beregu putra," ucap Imran.
Pelatih para bulu tangkis Indonesia, Ukun Rukaendi, tak kaget dengan prestasi yang dicapai Imran. Tim pelatih sudah melihat bakat besarnya ketika Imran merajai kelas SL3 di Peparnas XVII 2024 Solo.
"Sebenarnya sudah diprediksi bahwa Imran ini bisa bersaing. Alhamdulillah, dia ikut klasifikasi dan lolos untuk SL3 serta bisa menyumbang medali emas untuk Indonesia," ujar Ukun.
Gelar pada ajang 6th Fazza Dubai Para Badminton International 2025 hanyalah pembuka. Tim pelatih akan melatih daya tahan Imran sebagai modal bersaing di SL3 untuk level yang lebih tinggi, utamanya Paralimpiade Los Angeles 2028.
"Saya optimistis, dengan bakat yang kuat, usia masih muda dan postur yang baik, serta terlihat memiliki keinginan yang kuat, berlatih disiplin, saya optimistis dia bisa masuk Paralimpiade Los Angeles 2028," ujar Ukun.