Bagikan:

JAKARTA - Manchester United secara dramatis menyingkirkan Arsenal di babak ketiga Piala FA. Dalam big match di Stadion Emirates, Minggu, 12 Januari 2025 malam WIB, MU yang bermain dengan 10 orang menang 5-3 (1-1) lewat adu penalti.

MU telah bangkit? Belum tentu. Namun pencapaian mengesankan saat menghadapi anggota big six menunjukkan MU mulai kembali ke jalur kemenangan.

Manajer Ruben Amorim pun telah menunjukkan kinerja mengesankan meski Bruno Fernandes dkk mengalami keterpurukan. Bahkan tim sempat menyentuh posisi 14 sebelum memperbaiki diri dan kini berada di peringkat 13 setelah bermain imbang 2-2 melawan Liverpool.

Meski hanya bermain imbang di Anfield, namun kepercayaan diri MU berhasil terdongkrak. Alhasil, The Red Devils yang diprediksi bakal sulit menghadapi Arsenal yang dinilai memiliki kualitas lebih baik ternyata mampu membalikkan keadaan.

Dalam laga itu, MU yang sudah unggul lebih dulu bahkan terpaksa kehilangan Diogo Dalot. MU juga gagal mempertahankan keunggulan sampai akhirnya saat adu penalti, mereka sukses mengatasi Arsenal. Kiper Altay Bayindir dan Joshua Zirkzee menjadi bintang kemenangan MU.

Bayindir tercatat dua kali secara gemilang menggagalkan penalti Arsenal. Sementara, Zirkzee yang bertugas sebagai penendang kelima sukses menuntaskan eksekusi sehingga Arsenal tak perlu melakukan tendangan kelima karena sudah kalah 5-3.

Keberhasilan menyingkirkan Arsenal menjadikan MU lolos ke babak keempat. Mereka kembali bertemu tim dari Premier League, Leicester City. Laga yang bakal sarat emosi karena Leicester kini ditangani Ruud van Nistelrooy yang sempat menjadi manajer sementara MU sebelum diambil alih Amorim.

Bagi Arsenal, kegagalan di Piala FA menjadikan mereka untuk kali ketiga secara berturut-turut memetik hasil mengecewakan. Diawali dengan hasil imbang 1-1 melawan Brighton and Hove Albion di Liga Premier, Arsenal kemudian harus mengakui keunggulan 2-0 saat menghadapi Newcastle United di semifinal pertama Carabao Cup.

Terakhir, Arsenal sudah tersingkir di babak awal di Piala FA. Hasil yang mengecewakan karena The Gunners bermain di kandang sendiri. Mereka juga bertengger di posisi kedua di bawah Liverpool di klasemen sementara. Bandingkan dengan MU yang masih berkutat di papan tengah.

Kegagalan itu tampaknya sulit diterima manajer Mikel Arteta. Menurut dia, seperti dikutip reuters.com, Arsenal sepenuhnya mendominasi permainan. Namun mereka tak bisa mengalahkan lawan yang bermain dengan 10 pemain.

"Sungguh luar biasa kami tak bisa memenangkan pertandingan ini. Apalagi kami begitu mendominasi dan lebih superior dibandingkan tim lawan. Kami gagal di pertandingan yang seharusnya kami lebih pantas menang," kata Arteta.

Arsenal Lebih Mendominasi

Dalam laga itu, Arsenal memang lebih mendominasi. Hanya serangan mereka jarang membahayakan pertahanan MU. Babak pertama sedikit membosankan karena tidak ada ketegangan dalam permainan ofensif kedua tim.

Kontras dengan laga kedua tim saat di bawah asuhan Arsene Wenger dan Sir Alex Ferguson yang sudah menghadirkan ketegangan sejak menit pertama. Penampilan Arsenal dan MU kurang greget di sepanjang babak pertama sehingga skor tetap 0-0.

Memasuki babak kedua intensitas pertandingan mulai naik. MU tetap bermain terbuka. Sedangkan Arsenal masih mendominasi permainan.

Meski kalah dalam ball possession, namun MU justru unggul lebih dulu. Fernandes sukses membobol gawang David Raya setelah menyelesaikan assist Alejandro Garnacho di menit 52.

Dalam posisi MU unggul 1-0, laga mulai panas dan berjalan dengan tensi tinggi. Apalagi, Dalot kemudian mendapat kartu kuning kedua yang disusul dengan kartu merah setelah melakukan tekel keras terhadap Mikel Merino di menit 61. Sebelumnya, dia sudah mengantungi kartu kuning karena pelanggaran terhadap Myles Lewis-Skelly.

Arsenal pun berusaha memaksimalkan keunggulan dalam jumlah pemain. Usaha mereka tak sia-sia. Namun bukannya pemain depan tetapi justru seorang bek yang membantu Arsenal menyamakan kedudukan. Pemain belakang Gabriel Magalhaes berhasil memanfaatkan kesalahan Bayindir yang meninju bola. Namun bola justru jatuh di kaki Gabriel yang kemudian melepaskan tendangan ke gawang.

Bola memang sempat mengenai bek MU Matthijs de Ligt sehingga berbelok arah dan meluncur ke gawang Bayindir. Gol dinyatakan milik Gabriel dan skor berubah 1-1.

Arsenal berpeluang membalikkan keadaan setelah mendapat hadiah penalti di menit 72. Penalti diberikan setelah bek Harry Maguire dinilai menjatuhkan striker Kai Havertz.

Namun insiden itu sesungguhnya hanya merupakan kontak fisik yang minimal sehingga mengundang protes kubu MU. Pemain kedua tim sempat bersitegang. Maguire pun meneriakkan, "penipu," sambil menunjuk ke arah Havertz.

Wasit Andy Madley tetap pada keputusannya dengan memberikan penalti untuk Arsenal. Namun Bayindir menunjukkan penampilan cemerlang. Dirinya sukses menggagalkan eksekusi penalti kapten Martin Odegaard.

Skor tetap 1-1 dan bertahan hingga laga usai sehingga dilanjutkan dengan babak extra time. Arsenal tetap mendominasi namun pertahanan MU tetap sulit ditembus. Bahkan De Ligt melakukan dua penyelamatan gemilang dengan menghadang serangan dari Declan Rice dan Leandro Trossard.

Tidak ada tambahan gol dan laga ditutup dengan adu penalti. Bayindir membuktikan dirinya cukup bagus saat menghadapi penalti. Kiper timnas Turki ini sukses menggagalkan eksekusi Havertz. Sedangkan tiga penendang Arsenal lainnya, Odegaard, Rice dan Thomas Partey bisa menuntaskan tugas.

Sebaliknya lima pemain MU berhasil menjalankan tugas tendangan penalti. Diawali Fernandes yang disusul Amad Diallo, Leny Yoro, Lisandro Martinez dan terakhir Zirkzee yang menjadi penentu kemenangan sebagai eksekutor ke lima.

Amorim pun menunjukkan kepuasannya setelah MU menang 5-3 lewat drama adu penalti. Dia setidaknya membalas kekalahan 2-0 pada pertemuan pertama mereka di Premier League. Ini juga menjadi kekalahan pertama Amorim di Liga Inggris.

"Kami bermain bagus, terutama di babak pertama. Namun penampilan kami justru lebih baik di babak kedua," ucap Amorim.