<i>Dear</i> BWF, Belajar <i>Fair Play</i> kepada Ahsan dan Hendra <i>Yuk</i>
Ahsan/Hendra (Foto: PBSI)

Bagikan:

JAKARTA - Olahraga, apapun cabangnya, wajib mengedepankan semangat fair play. Inilah yang dilakukan pasangan ganda putra Indonesia Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan di All England 2021 sebelum tim Indonesia dipaksa mundur dari ajang bulu tangkis bergengsi itu.

Dalam pertandingan pertama sekaligus terakhir The Daddies di All England 2021 menghadapi wakil tuan rumah, Ben Lane/Sean Vendy, ada satu momen di mana Ahsan tiba-tiba menangkap kok. Ahsan sengaja tidak memukulnya karena dia sadar terjadi 'double hit' atau hit ganda. Saat itu skor 9-9 di set kedua.

Dalam permainan ganda, baik putra, putri maupun campuran, hanya seorang pemain yang diizinkan menerima atau menyentuh kok. Jika kedua pemain melakukan sentuhan maka dianggap melanggar peraturan dan poin diberikan kepada lawan.

Ahsan menyadari itu dan dia menangkap kok alih-alih memukulnya dan mengembalikan kepada lawan. Saat itu, wasit tidak menyadarinya.

Ini bukan kali pertama Ahsan/Hendra memperlihatkan aksi fair play di lapangan. Pernah terjadi, wasit menganggap kok masuk, padahal Ahsan/Hendra yakin itu keluar. Maka The Daddies tidak segan 'mematikan' kok agar lawannya mendapat poin. Meskipun pemain lawan terlambat meminta challenge.

Tidak banyak pemain yang bisa memahami ari kata 'fair play' seperti Ahsan/Hendra. Ya, sportif di atas lapangan. Bertanding dengan cara adil, tanpa merugikan lawan.

Dan sekarang, Indonesia malah menerima perlakuan tidak adil dari BWF dan All England. Mereka memaksa tim Garuda mundur dari turnamen bulu tangkis tertua di dunia ini karena dianggap satu pesawat dengan penumpang anonim yang positif COVID-19.

Banyak kejanggalan dalam keputusan yang diambil BWF. Mereka tidak cukup sportif dan tidak konsisten dalam menerapkan peraturan.

Ketidakmampun mereka belajar fair play dari Ahsan/Hendra berujung pada satu cara paling gampang: sembunyi di belakang peraturan protokol kesehatan Pemerintah Inggris. Seamatir inikah mereka?