JAKARTA - Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga Gatot S Dewobroto memenuhi undangan rapat koordinasi (Rakor) Satgas Antimafia Bola di Gedung Polda Metro Jaya, Selasa, 18 Februari. Hal ini bertujuan untuk saling berbagi informasi dan pengalaman dalam membantu penanganan pengaturan skor.
Rakor dipimpin langsung oleh Karo Provos Mabes Polri Brigjen Pol. Drs. Hendro Pandowo, M.Si. selaku Ketua Satgas Antimafia Bola Polri dan dihadiri oleh seluruh pimpinan dan anggota satgas. Selain sebagai tindak lanjut pertemuan Satgas Antimafia Bola Polri dengan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali pada 10 Februari kemarin, rakor ini juga untuk saling memperdalam berbagai informasi dan pengalaman dalam penanganan pemberantasan pengaturan skor.
Dalam pertemuan tersebut, Menpora sangat mendukung keberadaan Satgas Antimafia Bola Polri Jilid III, dan berharap dapat lebih optimal dalam bekerja khususnya menghadapi penyelenggaraan Piala Dunia FIFA U-20 tahun 2021.
Dalam pengantarnya, Ketua Satgas Antimafia Bola Polri Jilid III menjelaskan tentang tujuan Rakor, evaluasi terhadap kinerja Satgas Antimafia Bola Polri Jilid I dan II. 7yyNantinya, pihak Satgas Antimafia Bola Polri juga akan mengundang pihak-pihak lain yang menurut esensinya dapat diajak berkoordinasi dalam rangka menunjang kinerja Satgas Antimafia Bola Polri.
BACA JUGA:
Sementara itu Sesmenpora menjelaskan tentang pengalaman saat bersama Tim-9 pada awal tahun 2015 dalam turut serta membahas masalah pencegahan pengaturan skor, yang saat itu diduga sudah sangat lama marak sekali dan kemudian menjadi salah satu alasan bagi putusan untuk melakukan pembekuan pada PSSI.
Kemenpora sangat berharap agar Satgas Antimafia Bola Polri dapat lebih tuntas dalam mengatasi mafia bola tanpa Kemenpora harus membekuan PSSI, karena sejauh ini Pengurus PSSI kooperatif bersama Kemenpora dan Polri dalam mengatasi mafia bola meski harus terus dilanjutkan.
Kemenpora juga meminta Satgas Antimafia Bola Polri Jilid III untuk mengambil pembelajaran dari cara beberapa negara mengatasi mafia bola, seperti yang pernah diperoleh pengalamannya oleh Sesmenpora (waktu itu sebagai Deputi 5 Kemenpora) saat bertandang ke kantor La Liga Spanyol pada akhir bulan Mei 2015 (saat jatuhnya sanksi FIFA kepada PSSI).
"Intinya, tidak perlu ragu-ragu bersinergi dengan Pemerintah, Federasi, Operator Pertandingan dan setiap klub untuk terikat pada suatu pakta integritas bersama tanpa harus mengganggu independensi PSSI, karena jika itu terganggu, dapat dianggap melanggar Statuta FIFA," kata Gatot S Dewobroto dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi.
Dan yang paling penting, lanjut Gatot, PSSI diminta konsisten pada Statuta FIFA, terutama yang menyangkut hak, kewajiban dan batasan kepemilikan klub.