Bagikan:

YOGYAKARTA - Petinju kebanggan tanah air Daud Yordan bakal kembali tampil di ring melawan Zoravator pada 14 Oktober 2022. Petinju berjuluk Chino tersebut bertarung memperebutkan sabuk gelar kelas super ringan Internasional Boxing Association (IBA) yang digelar di Balai Sarbini Jakarta

Daud Yordan saat ini menjadi petinju yang menempati posisi 85 dunia. Gustiantira Alandy, Direktur MPRO International, bertekad membawa Daud kembali terangkat sebagai petinju top dunia. Pertandingan yang digelar pertengahan Oktober nanti menjadi pertarungan keduanya dalam tiga bulan terakhir. 

Daud cukup percaya diri dan yakin menang melawan lawan dari Ukraina nanti. Ia optimis dapat membuat lawannya KO sebelum ronde ke-10. Melihat sepak terjang dan torehan prestasinya hingga sekarang, kemenangan Daud Yordan sangat dinantikan oleh pecinta tinju Indonesia. 

Berikut profil dan sepak terjang Daud Yordan, bagaimana perjalanannya bisa menjadi petinju andalan Indonesia di kancah internasional.

Profil Daud Yordan

Daud Yordan lahir 10 Juni 1987 di Ketapang, Kalimantan Barat. Ia merupakan putra dari pasangan Hermanus Lay Tjun dan Nathalia. Ibunya berasal dari suku Dayak, dan ayahnya keturunan Indonesia-Tionghoa. Kedua orang tua Daud bekerja sebagai petani karet. 

Daud Yordan mewarisi darah petinju dari keluarganya. Ketiga saudara Daud merupakan petinju. Daud dikenalkan dengan tinju sudah sejak usia kanak-kanak. Di umur 6 tahun, ia berlatih tinju bersama kakak pertamanya Damianus Yordan di Sasana Ketapang Putra. Daud.

Damianus Yordan merupakan mantan petinju nasional amatir dan profesional. Kini Damianus yang menjadi pelatih Daud. Kakaknya yang bernama Petrus Yordan adalah seorang mantan petinju yang kini sudah pensiun. Sementara itu, adiknya yang bernama Yohanes Yordan juga sempat menjadi petinju seblum pensiun dan masuk Akpol.

Jejak Karir Petinju Daud Yordan

Daud Yordan masuk ke tim nasional tinju amatir pada tahun 2000. Pada waktu itu, ia sudah memenangkan ajang Kejuaraan Nasional Junior 2004. Namun prestasinya belum terlihat di masyarakat. 

Daud Yordan mendapat nama panggilan atau sebutan ‘Chino’. Julukan itu diberikan oleh mantan pelatihnya, Carlos Jesus Renate Tores, yang berasal dari Kuba. Sebutan ‘Chino’ dijulukkan kepadanya karena wajah Daud sangat oriental China. 

Daud Cino memulai debut profesional di Gelar Tinju Profesional Indosiar. Ia berhasil menang KO ronde pertama dalam duel melawan Anshori Anhar Pitulay pada Agustus 2005. Setahun kemudian, Daud perdana bertanding di Singapura. Ia sukses menang KO menumbangkan petinju asal Thailand bernama Narong Sor Chitralada. 

Daud Yordan meraih sabuk pertamanya WBO Asia-Pacific Youth setelah menang dari petinju Filipina Reman Salim pada tahun 2007. Setelah cukup mendapat tempat di dunia tinju Asia, Daud pun menjajaki laga perdananya di Amerika Serikat. Ia berhasil menumbangkan Antonio Meza petinju asal Meksiko. 

Di tahun yang sama, Daud Yordan juga berhasil mengalahkan petinju Argentina bernama Damian David Marchiano dalam ajang perebutan sabuk kelas bulu WBO Asia-Facific di Jakarta. Pada tahun 2011, Daud mengalami kekalahan dari Chris John petinju senior Indonesia. 

Pada Mei 2012, Cino sukses mengalahkan Lorenzo Villanueva dalam pertandingan di Singapura. Ia menjadi juara dunia kelas bulu IBO pertama kalinya. Ia juga berhasil mempertahankan gelar juara bertahan pada ajang kelas bulu IBO di Singapura lagi. 

Daud terus meraih juara dari tahun ke tahun sebagai petinju andalan Indonesia. Ia meraih juara Interim WBO Asia Pacific Lightweight, WBO Africa Lightweight, dan Interim WBA Lightweight. Pada tahun 2018, ia menang di laga tanda melawan Pavel Malikov di Rusia. 

Itulah profil dan sepak terjang Daud Yordan dalam dunia olahraga tinju. Prestasi-prestasi internasional yang telah ia peroleh menunjukkan bahwa ia memang layan menjadi petinju andalan Indonesia dan papan atas dunia. 

Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI . Kamu menghadirkan terbaru dan terupdate nasional maupun internasional.