JAKARTA - Gitaris ABBA, Björn Ulvaeus mengaku sedang menulis karya musikal baru menggunakan bantuan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Ia bahkan menyebut teknologi itu sebagai alat yang sangat hebat.
Adapun, Ulvaeus menjadi salah satu pembicara dalam SXSW London 2025 yang digelar pekan lalu. Musisi 80 tahun asal Swedia itu menyebut keberadaan AI sangat membantunya.
"Ini adalah alat yang sangat hebat. Rasanya seperti memiliki penulis lagu lain di ruangan dengan kerangka acuan yang sangat besar," kata Björn Ulvaeus.
"Ini benar-benar perpanjangan dari pikiran Anda. Anda memiliki akses ke hal-hal yang tidak Anda pikirkan sebelumnya,” tambahnya.
Namun Ulvaeus membuat catatan penting, yang menyatakan bahwa teknologi yang ada saat ini masih buruk untuk menulis keseluruhan lagu.
Sang gitaris mengatakan, aplikasi berbasis AI yang paling berguna saat ini adalah untuk membantu para musisi dalam mengatasi hambatan saat menulis lagu.
"Anda dapat meminta lirik yang telah Anda tulis tentang sesuatu, dan Anda mungkin buntu, dan Anda ingin lagu ini memiliki gaya tertentu," tutur Ulvaeus.
"Anda dapat bertanya kepadanya, bagaimana Anda akan mengembangkannya? Apa yang akan Anda lakukan dari sini? Biasanya hasilnya akan buruk, tetapi terkadang ada sesuatu di dalamnya yang memberi Anda ide lain,” imbuhnya.
BACA JUGA:
Sebelumnya, Ulvaeus memperingatkan tentang tantangan eksistensial yang dihadirkan AI kepada industri musik.
Pada tahun 2023, kata pengantarnya untuk sebuah laporan yang berkaitan dengan pengumpulan royalti di era tersebut berbunyi, “Hasil tahun ini menunjukkan bahwa sistem manajemen kolektif, terlepas dari semua tantangan besar yang dihadapinya dalam beradaptasi dengan digital, masih kuat dan efektif. CMO (organisasi manajemen kolektif) mendukung para kreator yang mereka layani dan kini memberikan lebih banyak uang kepada lebih banyak kreator daripada sebelumnya.”
Sebagai informasi, Ulvaeus adalah presiden International Confederation of Societies of Authors and Composers atau CISAC, sebuah organisasi nirlaba yang mewakili penulis lagu dan komposer di seluruh dunia dalam mengumpulkan dan membayar royalti kepada para anggota yang musiknya telah digunakan dalam siaran, konser, bar, dan layanan streaming.
Organisasi tersebut telah membuat laporan di masa lalu tentang masalah penggunaan AI dalam musik. Baru-baru ini, salah satu studi mereka menunjukkan bahwa kreator musik dapat kehilangan hampir seperempat pendapatan mereka karena AI pada tahun 2028.