JAKARTA - Unit indie rock asal Jakarta, Ministry Of, merilis album debut mereka berjudul Reverie pada Jumat 25 April. Karya ini akhirnya meluncur setelah beberapa trek yang dirilis sejak 2021 lalu via label rekaman Fictional Records .
Reverie menyajikan 10 lagu yang sudah dapat didengarkan via layanan musik digital. Sedangkan format kaset dan CD-nya tersedia melalui label rekaman asal Amerika Serikat, Slang Church.
Ministry Of sendiri beranggotakan Yudit Halim (gitar), Ignatius Ryandika (drum), Ernest Theodore (vokal, gitar), dan Gonzaga Sidharta (bas). Materi lagunya sendiri sudah mulai ditulis sejak lima tahun lalu.
“Reverie ditulis sejak 2020 dan direkam sejak 2021 hingga 2024. Rekaman dikerjakan secara iteratif/gradual karena kesibukan para personel [tertawa],” ungkap Ministry Of dalam keterangan tertulis.
Mereka memilih beberapa studio rekaman untuk merampungkan beberapa prosesnya; mulai dari Fictional Studio, Studio Teras Belakang, hingga Emic Etic Studio yang melibatkan Dimas Radityo, Johanes Abiyoso, juga Pandu Fuzztoni selaku peramu produksi dan pasca produksi.
Hasilnya, Reverie terdengar menyerap energi indie pop dan dream pop era 80-90an sampai indie rock kontemporer 2000an. Ia memuat khasnya gitar jangly, vokal yang lembut nan melankolis, dan balutan produksi yang hangat dalam lo-fi.
BACA JUGA:
“Kami banyak terinspirasi dari band-band indie rock 2000-2010an (Deerhunter, Yuck, Jirapah, Broadcast, Real Estate) yang kayaknya terinspirasi dengan band-band (indie pop) 80an dan 90an, ya,” kata mereka. “Kami menyukai lagu-lagu guitar music, mencoba membuat komposisi gitar yang saling mengisi sehingga bagan gitar di beberapa lagu Reverie terdengar condong arpeggio dan jangly.”
Dalam departemen lirik, Ministry Of mempercayakan kebanyakan proses menulisnya kepada Yudit Halim dan beberapa di antaranya kepada Ignatius Ryandika untuk merangkum keresahan kolektif yang mereka alami di quarter age. Reverie terasa kontemplatif mengemukakan perasaan tak berdaya saat ingin bebas berkeinginan namun dunia tidak mudah menyetujui.
Sebagai grup, para personel memiliki perspektif yang selaras dalam kebebasan baik dalam berkarya maupun secara ideologi.
“Lalu kita mendedikasikan ‘Freedom’ untuk teman-teman kita yang saat ini paling membutuhkan kebebasan dan kemerdekaan, yaitu teman-teman kita di Palestina.”
Lagu “Freedom” sendiri menjadi bagian dari rencana Ministry Of berikutnya, yaitu merilisnya dalam format video musik. Kemudian, dalam tujuan menyebarkan Reverie ke jangkauan yang lebih luas, mereka akan menjalani tur konser bersama Subsonic Eye dan Curb pada Juni mendatang ke Surabaya, Solo, Bandung, Bogor, juga Jakarta. Ada pun rencana merilis Reverie dalam format piringan hitam melalui Loide Records dan menggarap konser peluncurannya bersama Pesona Experience.