Bagikan:

JAKARTA - Gelaran Grammy Awards 2025 baru saja usai, namun perbincangan mengenai apa yang terjadi di sana masih ramai di media sosial, salah satunya adalah perlakuan buruk yang yang didapat Kenneth Edmonds alias Babyface di red carpet (karpet merah) Grammy.

Dalam video yang beredar di media sosial, Babyface terlihat sedang melakukan wawancara dengan dua orang wanita muda, namun sesi wawancara harus terpotong karena salah satu pewawancara terlihat lebih antusias menyambut Chappell Roan yang berdiri di belakang Babyface.

Ketika Babyface hendak menjawab pertanyaan yang diberikan, si pewawancara justru memanggil nama Chappell Roan dan menghiraukan penyanyi-penulis lagu 65 tahun itu.

Babyface sadar bahwa wanita muda di hadapannya lebih tertarik dengan Roan, ia mengatakan, “Kalian ingin melakukan itu (wawancara dengan Roan)? Lakukanlah.” Babyface pun langsung pergi meninggalkan sesi wawancara.

Potongan video tersebut membuat banyak orang marah. Salah satu personel Boyz II Men, Shawn Stockman bahkan dibuat geram atas perlakuan buruk terhadap Babyface. Melalui unggahan Instagram, ia menyebut si pewawancara tidak menaruh hormat untuk seorang legenda musik seperti Babyface.

“Seorang teman saya berada di karpet merah (Grammy Awards 2025) dan dia sedang diwawancarai oleh beberapa wanita muda. Dan selama wawancaranya, mereka melihat seseorang yang saya kira sedang populer saat ini. Dan mereka memanggil orang itu, pada dasarnya menyela teman saya, yang omong-omong adalah legenda dalam bisnis musik, bukan hanya musik kulit hitam, tetapi dalam musik secara umum,” kata Stockman.

“Wawancaranya tiba-tiba terputus karena mereka mencoba untuk mendapatkan perhatian dari artis tertentu ini. Dan teman saya, yang jelas-jelas dan memang pantas marah, menyerahkan mikrofon dan pergi begitu saja,” lanjutnya.

Stockman pun menghubungi manajernya untuk mendiskusikan apa yang terjadi. Ia merasa, ada pandangan keliru dalam industri musik, dimana mereka yang telah menjadi legenda dan memberikan dampak besar, justru tidak dihormati.

“Saya berbicara dengan manajer saya, Joe, di telepon tentang hal ini. Dan dia mengajukan pertanyaan, atau lebih tepatnya dia membuat pernyataan. ‘Itu tidak akan pernah terjadi di NFL atau NBA.’ Anda tidak akan pernah tidak menghormati Magic Johnson.. Anda tidak akan pernah tidak menghormati legenda sepak bola, Deion Sanders atau siapa pun. Karena ada tingkat pemahaman tentang apa yang dibawa manusia-manusia tertentu itu ke profesi masing-masing. Namun, tampaknya sebaliknya dalam industri musik,” tutur penyanyi 52 tahun itu.

“Industri ini cenderung memiliki kebiasaan yang sangat buruk, untuk melakukan hal-hal yang sangat tidak sopan kepada orang-orang yang seharusnya dihormati. Tidak peduli apa yang Anda ketahui atau tidak ketahui tentang mereka, ada orang-orang tertentu di industri ini yang seharusnya sangat memahami siapa saja dan kepada siapa mereka harus memberi hormat. Jadi, saya merasa terganggu bahwa dalam profesi hiburan lainnya, baik itu akting atau olahraga, para legenda dihormati,” sambungnya.

“Namun dalam industri musik, jika Anda tidak dianggap relevan, Anda akan dibuang dan disingkirkan, tidak lagi berguna. Dan itu aneh bagi saya. Dan saya ingin bertanya kepada kalian semua, menurut Anda mengapa demikian? Mengapa demikian? Mengapa bisnis musik dan artis yang berkontribusi pada bisnis musik begitu tidak penting, sementara genre hiburan atau olahraga atau apa pun sebutannya, dihormati? Izinkan saya untuk mencatat dan mengatakan bahwa apa yang dilakukan kedua orang itu terhadap legenda itu benar-benar kacau.”

Adapun, Babyface yang menjalani karier musik sejak tahun 1970an, telah membangun reputasinya sebagai penyanyi, penulis lagu, dan produser musik yang sangat dihormati.

Sebagai penulis lagu dan produser, ia sudah bekerjasama dengan nama-nama besar, seperti Michael Jackson, Boyz II Men, Eric Clapton, Whitney Houston, Mariah Carey, Madonna, Beyoncé, Ariana Grande, dan masih banyak lagi.