Dua Momen yang Menginspirasi Barry Likumahuwa Terhadap Bondan Prakoso
Foto: Barry Likumahuwa (Instagram @barrylikumahuwa)

Bagikan:

JAKARTA – Setiap musisi biasanya memiliki sosok inspirasi dalam perjalanan musik-nya yang ditujukan sebagai arah dalam proses kreatifnya. Begitu juga dengan salah satu bassist terkemuka Tanah Air, Barry Likumahuwa, yang menyampaikan dalam kanal Youtube pribadinya beberapa waktu lalu. Ia terinspirasi pada sosok Bondan Prakoso.

Barry Likumahuwa mengaku, ia sempat frustrasi akibat melihat permainan bass dari penyanyi cilik yang pernah membawakan lagu Si Lumba-Lumba tersebut.

“Gua waktu itu sedang mengulik lagu Stone Cold Bush. Dulu kan gua engga main slap, mainnya finger aja. Dan pas ada satu part di lagu itu yang pake teknik slap, temen-temen band gua maksa belajar teknik itu. Ya udah gua pelajari. Tapi ternyata gua kesulitan, sampai frustrasi,” ia membuka perbicangan.

Sempat Frutrasi, Lalu Melihat Bondan

“Pada akhirnya ada di satu momen gua ingat banget sama lu, ketika gua lagi dalam keadaan frustrasi engga bisa-bisa main slap. Begitu gua nyalakan televisi di rumah, ternyata gua melihat lu memainkan lagu Stone Cold Bush di TVRI dan di situ lu jago banget. Di saat itu gua langsung tambah frustrasi dan berpikir buat menyerah main bass,” lanjutnya.

Bondan Prakoso dan Barry Lukumahua. (Tangkpan layar)
Bondan Prakoso dan Barry Lukumahua. (Tangkpan layar)

Untungnya hal tersebut memotivasi dirinya untuk belajar lebih keras lagi teknik slap yang sempat ia keluhkan itu.

“Saking frustrasinya gua sampai mengurung diri di kamar. Terus sampai diketok juga pintu kamar sama emak gua. Tapi untungnya pada akhirnya lewat melihat lu, gua jadi belajar teknik slap lebih keras lagi," jelas Barry.

Bondan Prakoso pun, merespons ujaran Barry hanya dengan senyuman saja.

Tak sampai di situ, ternyata kedua kalinya sosok Bondan Prakoso menginspirasi hidupnya kembali. Kali ini, ia mendapatkan inspirasi lewat album kedua milik Bondan Prakoso yang bertajuk Respect (2005).

“Gua harus bicara apa adanya juga ke lu Dan. Waktu gua beli album lu yang bertajuk Respect tahun 2005, gua mengharapkan gua dapat bunyi-bunyian yang bass banget. Karena ini album bassist nih ekspektasi gua. Tapi begitu gua dengar, ternyata ini album musik yang kebetulan penggagasnya adalah pemain bass. Karena album ini lu lebih banyak bernyanyi. Pas waktu itu gua baca credit title-nya juga gua melihat lu semua yang kerjakan sendiri tuh. Mulai dari gitar, programming, keyboard, bass," imbuh Barry.

“Gua jujur mungkin kesannya ketipu gitu ya, tapi ternyata itu justru mengubah mindset gua. Dan itu jadi inspirasi buat album gua sendiri. Gimana caranya gua mem-produce sebuah album dari bassist tapi tetap kacamatanya musisi gitu yaitu produce music, bukan cuman mengandalkan bass aja. Jadi salut banget gua sama lu," tutupnya.

Mendengar pujian tersebut, Bondan menambahkan bahwa album tersebut ditujukan untuk mempelajari penciptaan musik yang lebih luas.

"Alhamdulillah sih Bar. Memang di fase itu, gua menyebutnya fase ketiga dalam karier ber-musik gua. Fase pertama gua sebagai penyanyi cilik, kedua gua sebagai pemain bass di Funky Kopral. Nah ketiga sama teman-teman Fade2Black ini. Dan gua banyak belajar soal produce musik, menulis lagu, jadi produser juga. Makanya itu porsi bass gua di situ engga sebanyak dulu," begitu Bondan menimpali.