JAKARTA – Sejarah hari ini, 12 tahun yang lalu, 17 April 2013, mantan Perdana Menteri (PM) Inggris, Margaret Thatcher dimakamkan di Katedral St Paul. Pemakaman itu dilakukan dengan prosesi militer. Karangan bunga pun berdatangan satu demi satu.
Sebelumnya, Thatcher dikenal sebagai wanita kuat Inggris. Ia banyak menggelorakan kebijakan yang belum tentu bisa diambil PM Inggris mana pun. Ia membawa inggris masuk pasar bebas. Thatcher juga menggelorakan Perang Falkland melawan Argentina pada 1982.
Kaum wanita kerap mendapatkan diskriminasi di dunia politik. Mereka dianggap tak paham luar dalam urusan politik negara. Mereka dianggap remeh. Sedikit saja orang di masa lalu yang menyakini kaum wanita punya kemampuan mempuni.
Semuanya berubah kala Thatcher masuk gelanggang politik Inggris era 1950-an. Ia jadi figur wanita kuat. Ia mampu menjadikan Partai Konservatif Inggris sebagai kendaraan politiknya. Opsi itu membawakan hasil. Thatcher berhasil duduk dalam Parlemen Inggris di era 1960-an.
Ia bergerak jadi politisi andal. Ia mampu membaca peta politik Inggris. Ia memahami pula bahwa sosialisme sedang menggerogoti Inggris lewat eksistensi Partai Buruh. Belakangan Thacher mampu membawa partainya kalahkan Partai Buruh dalam pemilu.

Kondisi itu membuat Thatcher mendapat posisi penting dalam pemerintahan. Ia pernah menjadi menteri. Kecakapannya sebagai menteri membuat Thatcher diangkat sebagai PM Inggris sedari 1979. Mulanya banyak yang menganggap remeh posisi Thatcher.
Ia pun membungkam banyak pihak dengan serangkaian kebijakan berani: Thatcherisme. Kebijakan itu membawa Inggris mengadopsi iklim pasar besar. Ia juga mulai melakukan privatisasi perusahaan negara.
Nyalinya terlihat sebagai Iron Lady kala menggelorakan Perang Falkland melawan Argentina pada 1982. Namun, kuasanya segera berakhir pada 28 November 1990. Ia mundur dari jabatan PM Inggris.
“11 tahun yang lalu kami menyelamatkan Inggris dari keadaan buruk yang diakibatkan oleh sosialisme. Sekali lagi Inggris berdiri tegak di dewan-dewan Eropa dan dunia. Selama dekade terakhir, kami telah memberikan kembali kekuasaan kepada rakyat dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya.”
“Kami telah mengembalikan kendali kepada rakyat atas kehidupan mereka sendiri dan penghidupan mereka. Kami melakukan hal ini dengan mengekang kekuatan monopoli serikat pekerja untuk mengontrol, bahkan menjadikan pekerja sebagai korban dalam pengambilan keputusan yang paling penting bagi mereka dan keluarga mereka,” terang Thatcher sebagaimana dikutip Craig R. Whitney dalam tulisannya di surat kabar The New York Times berjudul Change in Britain: Thatcher Says She’ll Quit (1990).
BACA JUGA:
Kiprah Thatcher tak saja langsung dilupakan rakyat Inggris. Gema keberaniannya dikenang di seantero Inggris. Ia terus saja mendapatkan undangan hajatan penting dari pemimpin dan Kerajaan Inggris. kebijakannya mulai dipelajari dan dikaji di mana-mana.
Segenap rakyat Inggris mulai bersedih kala Thatcher mulai dikabarkan sakit-sakitan. Ia banyak dirawat di rumah sakit. Sekalipun Thatcher tetap berusaha aktif menghadiri undangan penting. Dunia pun berduka kala Thatcher meninggal dunia karena stroke pada 8 April 2013.
Prosesi pemakamannya baru berlangsung pada 17 April 2013. Warga Inggris memadati jalanan yang dilalui peti jenazah dari gedung Parlemen Inggris menuju Katedral St Paul untuk didoakan dan dimakamkan. Karangan bunga terus berdatangan ke Katedral St Paul.
Prosesi pemakaman besar itu dihadirin oleh 2.300 orang – termasuk tamu dari 170 negara. Ratu Elizabeth sendiri menyempatkan diri datang untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Thatcher.
"Dan saya pikir negara-negara lain di dunia akan menganggap Inggris akan benar-benar keliru bila kita tidak melakukan hal ini secara layak," ujar PM Inggris, James Cameron sebagaimana dikutip laman BBC Indonesia, 17 April 2013.