Bagikan:

JAKARTA – Memori hari ini, 12 tahun yang lalu, 21 Februari 2013, Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memamerkan slip gaji mereka sebagai pejabat negara lewat laman Ahok.org. Upaya itu dilakukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta dalam rangka transparansi pendapatan.

Sebelumnya, Pilgub DKI Jakarta 2012 kian semarak dengan hadirnya pasangan Jokowi-Ahok. Keduanya dianggap dapat menghadirkan perubahan di Jakarta. Jokowi-Ahok pun mendeklarasikan dirinya akan membuat Jakarta lebih humanis.

Posisi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta kerap jadi rebutan. Barang siapa yang bisa merebut posisi itu niscaya popularitasnya akan melejit. Baru sekedar cagub dan cawagub saja yang bersangkutan sudah merebut perhatian banyak orang.

Narasi itu terjadi kala nama Jokowi-Ahok muncul ke permukaan. Keduanya dipasangkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) untuk membawa perubahan.

Bukti slip setoran gaji Wagub DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. (Istimewa)

Jokowi dengan catatan gemilangnya memimpin Kota Solo. Ahok dengan catatan gemilangnya memimpin Kota Belitung Timur. Catatan itu membuat mesin partai percaya diri keduanya dapat memenangkan Pilgub DKI Jakarta 2012.

Lawan keduanya yang dianggap kuat hanya bermuara kepada Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli (Foke-Nara). Mulanya Pilkada DKI Jakarta berjalan berat bagi Jokowi-Ahok. Keduanya, dianggap tak merepresentasikan suku Betawi.

Istimewanya warga Jakarta tak terlalu terpaku kepada asal cagub dan cawagub. Warga Jakarta menghendaki perubahan. Jokowi dan Ahok banyak mengeluarkan janji politik. Akhirnya, Jokowi-Ahok jadi pemimpin Jakarta terpilih.

Keduanya mencoba melakukan gebrakan besar. Birokrasi coba dibenahi. Wajah Jakarta coba dipercantik. Pungli-pungli coba diperanginya. Upaya penanggulangan banjir pun bejibun. Keduanya juga ingin seluruh warga Jakarta tiada yang putus sekolah dengan ajian Kartu Jakarta Pintar (KJP).

Lampiran gaji dan tunjangan Jokowi dan Ahok sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. (Istimewa)

“Jokowi dan Basuki barangkali memunculkan harapan bagi penduduk Jakarta: mereka akan memimpin Ibu Kota dengan lebih manusiawi. Ketika memimpin Kota Solo, Jokowi dikenal sangat humanis. Ia, misalnya, meminta Satuan Polisi Pamong Praja ‘mengandangkan’ pentungan dan pistol mereka.”

“Jokowi juga mampu memindahkan kawasan pedagang pasar tanpa gejolak. Ketika menjadi Bupati Belitung Timur, Provinsi Bangka-Belitung, Basuki juga cukup membumi,” tertulis dalam laporan Majalah Tempo berjudul Gubernur Baru Jakarta Lama (2012).

Gebrakan tak henti-hentinya dilakukan. Keduanya bahkan terus menarik perhatian warga Jakarta. Gebrakan terbarunya adalah Jokowi-Ahok memamerkan slip gajinya lewat laman Ahok.org pada 21 Februari 2013.

Situs Ahok.org mengunggah tiga buah gambar. Masing-masing lampiran gaji bulan Februari 2013, lampiran jumlah tunjangan Februari 2013, dan bukti slip setoran (gaji dan tunjangan setelah dipotong pajak Februari 2013.

Slip gaji memberi tahu banyak orang bahwa Jokowi menerima gaji senilai Rp3.448.500 dengan rincian gaji pokok sebesar Rp3 juta, tunjangan istri Rp300 ribu, tunjangan anak Rp60 ribu, dan tunjangan beras Rp270 ribu. Tunjangan Jokowi sendiri mencapai Rp5.130.000.

Ahok pun punya detail gajinya sendiri. Ahok menerima gaji sebesar Rp2.810.100 dengan rincian gaji pokok Rp2,4 juta, tunjangan istri Rp240 ribu, tunjangan anak Rp48 ribu, dan tunjangan beras Rp270 ribu. Tunjangan Ahok sendiri mencapai 4.104.000.

Gaji yang terima itu diluar insentif lainnya yang mencapai ratusan juta. Keberanian Jokowi-Ahok memamerkan diapresiasi banyak pihak. Ahok pun menyebutkan upaya pamer slip gaji sebagai bentuk transparansi.

"Supaya semua orang tahu dan jadi transparan. Semua orang jadi tahu gaji saya dan Pak Gubernur. Kira-kira kalau saya tinggal di rumah yang sekian, kamu tahu penghasilan saya berapa. Terus juga, kalau kita menjadi pejabat, kan, tidak boleh kerja lagi di tempat lain," kata Ahok sehari setelahnya sebagaimana dikutip laman tribunnews, 22 Februari 2013.