JAKARTA - Jejaring bisnis keluarga Donald Trump tak bisa dianggap remeh. Semuanya anggota keluarganya – anak hingga menantu—punya bisnisnya masing-masing. Jared Kushner, misalnya. Menantu Trump itu terhitung andal dalam bisnis properti.
Trump kala periode pertama menjabat Presiden Amerika Serikat (AS) sempat menjadikannya sebagai penasihat senior Gedung putih. Bisikan Jared terkait kepentingan bisnis AS dibutuhkan. Kadang juga Jared memajukan agenda pribadinya. Ia ingin mengosongkan Gaza dari warga Palestina dan membangun bisnis real estate di sana.
Jared Kushner bukan orang baru dalam dunia bisnis properti AS. Pria kelahiran Livingston, New Jersey, 10 Januari 1981 itu terlahir sebagai anak dari pengusaha properti. Narasi itu membuat Jared dapat menempuh pendidikan terbaik.
Ia memperdalam bisnis dan hukum di Universitas New York. Ia mulanya mencoba membangun kariernya di dunia hukum. Namun, Jared tak kerasan. Ia lebih memilih untuk membenamkan dirinya melanjutkan bisnis real estate keluarganya.

Kariernya sebagai pengusaha real estate mentereng. Ia mampu mengorbitkan perusahaan milik orang tuanya, Kushner Companies. Kepopuleran itu membuatnya kenal banyak pengusaha besar. Donald Trump, utamanya.
Perkenalannya dengan Donald Trump membawa kenal pula dengan keluarga Trump. Puncaknya, ia dan anak Trump, Ivanka Trump menikah pada 2009.
Pernikahan itu membuat Jared dan Trump kian dekat. Jared kerap dimintai banyak pandangan terkait bisnis oleh Trump. Belakangan Jared juga ikut menjadi tim sukses Trump kala ikut kontestasi politik Pilpres AS 2016. Jared dianggap punya kontribusi besar dalam memenangkan Trump.
Kondisi itu membuat Trump tak melupakan peran Jared. Trump yang notabene naik sebagai Presiden AS segera mengangkat menantunya itu sebagai penasehat senior Gedung Putih sedari 2017. Andil itu membuat Jared ikut bergerak memikirkan nasib AS.
BACA JUGA:
Trump bahkan mengangkat Jared sebagai juru runding dalam normalisasi hubungan antara Israel dan negara-negara Timur Tengah lainnya. Jared ikut andil dalam normalisasi hubungan Israel dengan Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Sudan, dan Maroko.
“Jared, yang menikahi putri Trump, Ivanka, pada tahun 2009, lebih dekat dengan Trump dibandingkan penasihat lainnya. Kehadiran Jared yang stabil dalam tim transisi yang seringkali kacau dan telah memberikan masukan kepada Trump.”
“Trump menggambarkan Jared sebagai aset yang luar biasa dan penasihat tepercaya selama kampanye dan transisi. Trump mengungkap hal itu dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Senin malam waktu setempat yang mengumumkan penunjukan Jared. Suatu keberanian yang mungkin jadi cara Trump memimpin AS,” terang Glenn Thrush Dan Maggie Haberman dalam tulisannya di laman The New York Times berjudul Jared Kushner Named Senior White House Adviser to Donald Trump (2017).
Berbisnis di Gaza
Kiprah Jared sebagai penyambung lidah normalisasi hubungan Israel dengan Timur Tengah tak murni sebagai langkah politik belaka. Ada kepentingan bisnis di baliknya. Ambil contoh kala ia menjalin hubungan bisnis dengan banyak penguasa di Timur Tengah.
Hubungan itu kemudian memunculkan ide pembangunan properti -- utamanya hotel-hotel di Gaza. Jared kemudian mengenalkan nama Riviera untuk Timur Tengah sebagai pengganti Gaza. Usaha real estat itu dianggap akan membawa keuntungan melimpah.
Keinginan itu membuatnya membentuk pula perusahaan swasta, Affinity Partners untuk menjaring dana besar pada 2021. Keinginan membangun properti di Gaza tak main-main, sekalipun Trump tak lagi menjabat sebagai Presiden.

Ia dikabarkan telah menyarankan Israel untuk memindahkan warga Palestina dari Gaza. Saran itu diungkapnya pada 2024. Ia berani berbicara seperti itu karena Jared yakin Trump akan kembali berkuasa pada 2025. Keinginannya menjadikan Gaza sebagai ladang bisnis dapat berjalan.
Namun, langkah yang dia inginkan bukan sebatas pemindahan saja. Jared bak merencanakan ke mana warga Gaza dipindahkan. Ia menyarankan Gurun Negev di Israel Selatan. Jared beranggapan di sana warga Palestina dapat hidup dengan tentram dan nyaman.
Belakangan kala Trump kembali menjabat sebagai orang nomor satu di AS ide pemindahan warga Gaza kerap digembar-gemborkan sedari awal 2025. Keinginan itu kemudian ditentang oleh berbagai pihak. Kecaman kepada Donald Trump pun datang bertubi-tubi. Pemindahan itu dianggap sebagai langkah menghapus Palestina dari peta dunia.

“Properti tepi laut Gaza bisa sangat berharga. Jika orang-orang fokus membangun mata pencaharian. Situasi di sana memang agak tidak menguntungkan, tetapi dari sudut pandang Israel, saya akan berusaha sebaik mungkin untuk memindahkan orang-orang itu keluar.”
“Saya kemudian membereskannya. Saya tidak berpikir bahwa Israel telah menyatakan bahwa mereka tidak ingin orang-orang itu pindah kembali ke sana setelahnya," ujar Jared sebagaimana dikutip Patrick Wintour dalam laman The Guardian berjudul Jared Kushner says Gaza’s ‘Waterfront Property Could be Very Valuable’ (2024).