JAKARTA - Kanker serviks masih menjadi ancaman serius bagi perempuan Indonesia. dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc, Sp.PD, FRSPH, FINASIM, Dokter Spesialis Penyakit Dalam mengatakan setiap dua menit, seorang perempuan di dunia meninggal dunia akibat kanker serviks.
Situasi di Indonesia pun sangat mengkhawatirkan. Dalam setahun, tercatat 20.708 perempuan meninggal akibat kanker serviks. Artinya, setiap hari ada 57 perempuan Indonesia yang meninggal dunia karena mengidap kanker ini.
Ia menyebut mayoritas kasus baru kanker serviks ditemukan pada usia yang sudah lanjut. Hal ini diungkapkan dr. Dirga dalam acara forum dialog kesehatan IVAXCON (Indonesian Vaccine Convention) 2025 yang diselenggarakan oleh MSD Indonesia.
"Sekitar 70% kasus kanker serviks baru ditemukan ketika usia pasien sudah tua," jelasnya, saat ditemui di InterContinental Pondok Indah, Jakarta Selatan pada Sabtu, 26 April.
dr. Dirga memaparkan penyebab kanker serviks hampir seluruhnya dipicu oleh infeksi virus human papillomavirus (HPV). Hal yang lebih memprihatinkan, infeksi virus ini banyak menyerang usia produktif.
"HPV adalah virus yang sangat umum. Sebanyak 99% kasus kanker serviks disebabkan oleh infeksi HPV," tegas dr. Dirga.
Infeksi HPV juga dapat menimbulkan penyakit lain. Satu dari empat orang terinfeksi HPV risiko tinggi. Penyakit yang berhubungan dengan HPV meliputi kanker serviks, kanker penis, kanker tenggorokan, dan kutil kelamin.
Maka dari itu, pencegahan melalui vaksin menjadi langkah awal yang bisa dilakukan. Vaksin memberikan perlindungan jangka panjang atau bahkan seumur hidup terhadap penyakit tertentu.
"Vaksin HPV melindungi kita baik melalui infeksi alamiah maupun vaksinasi," jelas dr. Dirga.
Efektivitas vaksin HPV sudah terbukti secara global. Di negara dengan cakupan vaksinasi HPV yang tinggi seperti Inggris, Australia, dan Swedia, infeksi HPV menurun drastis.
Australia diprediksi akan bebas dari kanker serviks pada tahun 2035, berkat program vaksinasi HPV yang dimulai sejak 2007. Selain efektif, vaksin HPV juga aman.
BACA JUGA:
"Sejak 2006, lebih dari 1,2 miliar dosis vaksin HPV telah diberikan di lebih dari 140 negara. Tidak ada masalah keamanan serius yang berhubungan langsung dengan vaksin," tegasnya.
dr. Dirga menekankan pentingnya vaksinasi bagi berbagai kelompok usia. Vaksinasi sebelum menikah akan memberikan hasil perlindungan yang maksimal.
"Vaksin HPV bisa mencegah lebih dari 90% kasus kanker dan kutil kelamin yang disebabkan oleh HPV. Karena itu, vaksinasi penting bukan hanya untuk perempuan, tapi juga untuk laki-laki," jelasnya.
Selain vaksinasi, deteksi dini juga menjadi pilar penting dalam pencegahan kanker serviks. "Pencegahan sekunder dilakukan melalui skrining HPV, seperti uji pap smear, inspeksi visual asetat (IVA), dan uji HPV DNA," kata dr. Dirga.
Tidak hanya berbicara tentang vaksin HPV, dr. Dirga juga menyoroti besarnya manfaat vaksinasi secara umum.
"Vaksinasi mencegah 4-5 juta kematian tiap tahunnya. Sejak 1974, sebanyak 154 juta nyawa telah terselamatkan berkat program vaksinasi." ucapnya.
Dalam kesempatan acara tersebut, MSD Indonesia juga memperkenalkan kehadiran Nona, chatbot AI yang akan segera hadir di website NgobrolinHPV.com, sebagai salah satu sumber informasi terpercaya seputar HPV yang menjawab kebutuhan generasi muda.