Bagikan:

JAKARTA – Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengapresiasi pelibatan generasi muda dalam pelestarian budaya melalui ajang Putera Puteri Kebudayaan. Hal ini disampaikan saat menerima kunjungan Yayasan Putera Puteri Kebudayaan Indonesia di Kantor Kementerian Kebudayaan, Senayan, Jakarta, Rabu (26/3).

Dalam pertemuan tersebut, Fadli Zon didampingi Sekjen Kementerian Kebudayaan Bambang Wibawarta, Dirjen Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi Restu Gunawan, serta Staf Ahli Masyitoh Annisa Ramadhani dan Anindita Kusuma Listya.

Yayasan Putera Puteri Kebudayaan Indonesia menghadirkan sejumlah perwakilan. Di antaranya, Dewan Penasehat Prof. Roy Darmawan, Founder sekaligus CEO Satryo Nusantara, serta para pemenang tahun 2024 seperti Chelsie Muten (Puteri Kebudayaan Indonesia), Achmad Agung Nugraha (Putera Kebudayaan Indonesia), Machiko Kennedy (Puteri Kebudayaan Remaja DKI Jakarta), dan Riechelo (Putera Kebudayaan Cilik Jawa Tengah).

Dalam kesempatan itu, Satryo menjelaskan kiprah yayasan yang telah berjalan sejak 2018. Program Putera Puteri Kebudayaan menjadi ajang pencarian duta budaya dari kalangan muda yang diharapkan mampu menjadi panutan, serta penggerak pelestarian budaya di tengah masyarakat. Semangat ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

“Visi kami adalah mencetak generasi muda yang berkarakter, berbudaya, kritis, kreatif, dan mampu menginspirasi,” ujar Satryo.

Proses seleksi terdiri dari lima tahap: pemilihan daerah, pra-karantina (pembekalan daring dan kampanye budaya), karantina, malam final, serta kampanye budaya oleh para pemenang. Setiap pemenang wajib menjalankan #KampanyeSadarBudaya di media sosial masing-masing.

Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyampaikan dukungannya. Ia menilai inisiatif ini sejalan dengan misi nasional dalam pemajuan kebudayaan. “Ini tugas kita bersama. Saya mengapresiasi Yayasan Putera Puteri Kebudayaan Indonesia yang sudah konsisten selama tujuh tahun. Indonesia sangat kaya budaya, dari Sabang sampai Merauke,” ujar Fadli Zon.

Ia juga menekankan pentingnya regenerasi budaya sejak dini. Menurutnya, pelibatan anak dan remaja sangat strategis dalam menjaga keberlanjutan budaya bangsa.

Fadli Zon juga menyarankan adanya tambahan kriteria dalam proses seleksi. Antara lain, kemampuan seni seperti tari, musik, lukis, berpantun, serta pengetahuan budaya sebagai nilai tambah bagi peserta.

Ia berharap pembekalan kebudayaan kepada para finalis dilakukan secara daring agar peserta lebih memahami kekayaan budaya nasional secara menyeluruh.