Bagikan:

JAKARTA - Umbara Brothers Film dan Makara Production merilis video teaser trailer film Gundik yang berdurasi 62 detik. Dalam teaser tersebut, muncul sosok gundik karismatik dengan beberapa ritual yang dilakukan di kediamannya.

Kemudian, empat orang pria datang untuk merampok, yang merupakan kesalahan besar. Mereka justru terjebak di rumah tersebut dan harus menghadapi Sang Nyai. Film Gundik menghadirkan kengerian dan kebrutalan seorang gundik yang berhadapan dengan kekonyolan dari empat perampok.

Agus Kuncoro yang berperan sebagai salah satu perampok mengatakan, “Yang lucunya, dari empat perampok itu kan punya karakter masing-masing, jadi itu yang buat situasi yang menegangkan bisa jadi konyol,” ujar Agus Kuncoro dalam konferensi pers peluncuran poster dan trailer di Senayan, Jakarta Pusat, Minggu, 16 Maret.

Film Gundik akan tayang mulai 22 Mei. Anggy Umbara mengaku sudah mempersiapkannya sejak lama. Ia bahkan mengaku sempat berkomunikasi dengan rumah produksi lain sebelumnya.

 “Film Gundik ini, ceritanya mau dipakai sejak beberapa waktu lalu, sempet mau jalan sama sebuah rumah produksi, bahkan sudah sign (tanda tangan kontrak),” tutur Anggy. “Tapi terlalu banyak kompromi yang diminta, mulai dari cerita dan proses kreatifnya. Akhirnya saya tarik, karena akan jadi nggak ideal.”

Sang sutradara melanjutkan, “Bisa dibilang ini film idealnya saya, karena saya nggak rela ini jadi nggak ideal kalau orientasinya hanya untuk kesuksesan penonton. Akhirnya saya sama tim memberanikan diri untuk produksi filmnya sendiri. Kita produksi bareng teman-teman lainnya.”

Saat ini, Anggy bersama tim masih dalam tahap akhir penyuntingan film. Ia menyebut adanya kendala saat berhadapan dengan LSF, bukan hanya terkait dengan poster – yang mana telah ditemukan solusi – namun juga untuk adegan-adegan dalam filmnya itu sendiri.

“Buat filmnya, kemarin sudah ditinjau oleh LSF. Yang mereka harapkan bisa ditinjau atau direvisi itu bukan cuma (adegan) kekerasan, tapi ada beberapa jokes (adegan komedi? yang diminta buat diganti atau bahkan dihilangkan,” ujarnya.

Anggy mengakui adanya kekecewaan dengan LSF untuk filmnya kali ini. Berbeda dari pengalaman sebelumnya, ia justru melihat permintaan dari anggota LSF justru bertentangan dengan nilai-nilai dari kesenian itu sendiri. Namun, ia memastikan akan terus berkomunikasi agar penyuntingan tidak menghilangkan pesan-pesan penting yang justru ingin disampaikan ke penonton.

“Kan bahasa mereka agar dibuat lebih ramah, kita juga nggak tahu (adegan kekerasan dan komedinya) harus pakai senyum atau gimana. Kita masih coba diskusi terus, sembari proses editing berjalan. Mungkin akan ada beberapa diskusi kedepannya,” katanya. “Saya jadi belajar, bikin film itu bukan cuma susah bikinnya doang, ternyata mau tayang pun melewati proses yang harus sabar dan dewasa.”

Memastikan bahwa film Gundik akan menampilkan sajian horror-heist berbalut komedi yang berbeda, Anggy menjelaskan, “Highlight-nya, buat yang nonton itu bagaimana nanti mereka mencari simbol-simbol semiotic yang dihadirkan. Kalau bisa menebak dan mengikuti, pasti akan seru sekali.”