Bagikan:

JAKARTA - Konsisten menampilkan fesyen Indonesia di New York bukanlah pekerjaan mudah. Produser New York Indonesia Fashion Week (NYIFW), Vanny Tousignant merasakan betul hal tersebut.

"Untuk memulai semangatnya menggebu sekali.T api untuk konsisten itu butuh passion dan kecintaan. Dan tim NYIFW ini sudah terbukti kecintaannya pada fesyen dan budaya Indonesia karena setiap tahun selalu menyuguhkan tema-tema baru. Menghadirkan para designer Indonesia yang ingin melebarkan sayap ke New York," ujar Vanny dalam wawancara virtual, Jumat, 7 Januari.

Tahun ini, NYIFW akan digelar pada tanggal 14 Februari dengan fokus pada kebaya. "Tema NYIFW kali ini adalah Cinta Kebaya Indonesia. Tema ini adalah bentuk dukungan kami pada Kebaya Indonesia dan kebaya dari beberapa negara Asean sudah disahkan oleh Unesco menjadi bagian dari heritage," tambahnya.

Kebaya yang akan pagelarkan antara lain Kebaya Noni dan Batik Coreta, dari Sulawesi utara, Kebaya dan Ulos dari Sumetra Utara, karya Rijane Lumbangaol, Kebaya modern hasil lukisan Tari Made dan kami sisipkan juga design contemporary untuk menutup acara kami, hasil karya designer Ida Wachyuni dari Jakarta.

Acara akan dilangsungkan di ruang Pancasila, Konsulat Jenderal Republik Indonesia, New York. "Kami membawa sekitar 20 international models, 10 make up artist dan hairstylist dari New York dan Milan," terang Vanny.

"Kami sangat berterima kasih untuk Pak Winanto Adi, Konsul Jenderal di Kjri NY dan staff yang sudah mensuport acara kami ini," lanjutnya.

Kebetulan show bertepatan dengan hari Valentine, maka NYIFW juga memperkenalkan Mutiara laut dan kerajinan kerang UMKM dari Ambon, sebagai salah satu accessories yang akan dipake para models kami di acara NYIFW ini.

"Perhiasan tak pernah lekang sebagai tanda cinta. Makanya cocok sekali kami hadirkan sebagai hadiah untuk pecinta fesyen," katanya.