Bagikan:

JAKARTA - Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Veronica Tan menegaskan pentingnya kolaborasi antara orang tua dan guru dalam mendukung pemenuhan gizi anak.

Hal ini perlu dilakukan agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai. Asupan makanan yang tidak sesuai kandungan gizi dapat menyebabkan pertumbuhan kognitif dan fisik anak terganggu.

Seperti halnya permasalahan kesehatan yang masih dihadapi oleh anak-anak Indonesia, yakni stunting yang merupakan masalah gizi kronis. Ini terjadi oleh anak-anak karena kurangnya asupan gizi. Ini menjadi perhatian, karena masalah stunting menentukan masa yang akan datang.

Hal ini disampaikan Veronica Tan dalam acara 'Pengenalan Pendidikan Karakter berbasis Gastronomi Indonesia' yang diselenggarakan oleh Indonesian Gastronomy Community (IGC).

"Kita semua harus kolaborasi. Sekolah memberikan pangan yang bergizi. Tapi ketika di rumah tidak mendapatkan gizi. Kalau nggak (pihak sekolah dan orangtua) dibuat grup bagaimana mereka menyediakan makanan sehat, bergizi," ucap Veronica, saat ditemui di Hotel Ambhara, Blok M, Jakarta pada Sabtu, 14 Desember 2024.

"Balik lagi ke rumah, ibunya enggak diedukasi memberikan gizi yang baik mengenai protein karbo seimbang. Ini tidak akan jadi program kesinambungan, tapi sekolah saja yang bergerak," lanjutnya.

Mantan istri Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok ini mengatakan seringkali orang tua kalah cepat perkembangannya dengan anaknya. Sebab, perkembangan digital yang semakin pesat. Digitalisasi memberikan dampak baik dan negatif bagi tumbuh kembang anak.

Dalam setiap era perubahan, termasuk peran orangtua harus ikut juga mengalami perubahan. Apalagi, anak yang hidup di zaman era digital, pasti berbeda hidup di zaman era 80-an, sehingga pendidikan serta makanan dan minuman nutrisi yang diberikan orangtua kepada anaknya juga mengalami perbedaan.

"Edukasi itu enggak ada batas umur ya. Selama kita mau belajar, siapa saja bukan hanya ibu, siapapun mau berubah. Soalnya zaman terus berubah, apalagi digital sekarang, AI enggak menghindari itu," bebernya.

"Tapi bagaimana kita menggunakan teknologi itu bisa menjadi alat komunikatif kita untuk energi positif, pendidikan, edukasi, apalagi sekarang negatif lebih cepat tersebar lewat media," tambahnya.

Disisi lain, media menarik dan mendidik, anak-anak dapat belajar tentang kesehatan, keselamatan, lingkungan dan nilai-nilai sosial lainnya.

"Kita mengajak semua media, ayo dong sama-sama buat gerakan mengedukasi anak kita, seperti iklan 30 detik saja. Ini jadi gerakan bersama untuk memberikan edukasi kepada keluarga, baik itu ayah, ibu dan anak." imbuhnya.