YOGYAKARTA – Kain tenun Toraja merupakan produk kerajinan tradional khas suku Toraja, kelompok etnis yang mendiami wilayah Sulawesi Selatan. Tenun Toraja menjadi salah satu warisan budaya yang masih lestari hingga kini. Cinderamata ini bisa dijumpai di kampung wisata Sa’dan, Kabupaten Toraja Utara, yang terkenal sebagai sentra penghasil kerajinan tenun.
Dalam budaya Toraja, kain tenun mempunyai kedudukan yang sangat tinggi. Kain tenun memegang peranan penting dalam berbagai upacara adat istiadat yang juga berfungsi sebagai simbol kemakmuran dan kejayaan.
Di masa lalu kain tenun Toraja hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu seperti bangsawan atau orang kaya. Kini, tenun Toraja bisa dijadikan sebagai buah tangan saat berkunjung ke Tanah Toraja.
Ciri-Ciri Kain Tenun Toraja
Dihimpun dari berbagai sumber, Kain tenun Toraja dapat dikenali lewat ciri-ciri berikut:
- Memiliki kombinasi warna-warna cerah dalam satu garis tipis panjang
- Panjang kain sekitar 3-4 meter per lembarnya
- Terdiri dari beragam warna, seperti jingga, merah, hitam, biru dan kuning
- Memiliki motif geometris dan bintang-bintang yang menggambarkan mitologi setempat.
Proses produksi kain tenun Toraja masih menggunakan metode tradisional, sehingga pembuatan jenis kain tenun ini membutuhkan waktu yang lama.
Selain itu, teknik pembuatannya juga cukup sulit lantaran benang-benang yang ditenun, ditarik bergantian secara menual, di antara bilah-bilah kayu.
Jika Anda ingin menjadikan kain tenun Toraja sebagai buah tangan, produk kerajinan ini dapat Anda temukan di Kabupaten Toraja Utara, Kabupaten Mamasa, dan Kabupaten Tana Toraja.
Motif Kain Tenun Toraja
Secara umum, kain tenun Toraja terdiri dari 2 jenis kain, yakni kain paruki dan kain sarita. Kain saruki menggambarkan ikatan kekerabatan di Suku Toraja. Sedangkain kain sarita hanya boleh dipakai oleh pemuka adat dan pemuka agama, sehingga dianggap sakral.
Pada kain paruki, motifnya terlihat mirip hiasan ukiran khas Toraja yang dikenal dengan pa’sekong kandure. Motif ini melambangkan kebesaran perempuan Toraja dan kerap digunakan sebagai selubung peti jenazah pada upacara adat Rambu Solo.
Sementara kain sarita memiliki motif yang lebih beragam, ada motif hewan (umumnya kerbau, ayam, dan babi), motif ukiran matahari, dan motif tau-tau.
Motif yang ada pada kain sarita melambangkan status sosial atau tingkat kesejahteraan sosial dan ekonomi si pemilik kain.
Harga Kain Tenun Toraja
Harga kain tenun Toraja cukup bervariasi, mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah, tergantung dari kualitas bahan yang digunakan.
Kain tenun Toraja dibanderol dengan harga yang cukup mahal lantaran proses pembuatannya cukup lama lantaran masih menggunakan metode tradisional.
Selain itu, kain tenun Toraja umumnya masih menggunakan pewarna alami yang berasal dari daun dan akar tumbuhan, seperti akar mengkudu, kunyit, daun mangga, dan lain sebagainya.
BACA JUGA:
Warna-warna alam yang digunakan mencerminkan kekayaan alam wilayah setempat. Pewarnaan alami ini memberikan sentuhan organik pada kain tenun Toraja.
Demikian informasi tentang kain tenun Toraja. Dapatkan update berita pilihan lainnya hanya di VOI.ID.