JAKARTA - Penyakit yang dapat dicegah seperti pneumonia dan diare masih menjadi penyebab utama kematian pada anak-anak di Indonesia. Masalah ini semakin diperburuk oleh keterbatasan informasi kesehatan, pengaruh kebiasaan hingga gaya hidup yang sulit diubah.
Banyak keluarga, terutama yang tinggal di daerah pedesaan, menghadapi tantangan dalam mengadopsi perilaku hidup sehat yang dapat melindungi anak-anak mereka.
Dalam mengatasi masalah ini, Global Alliance for Vaccine and Immunization (GAVI), Unilever, dan The Power of Nutrition bersinergi melalui Keluarga SIGAP (Keluarga Siaga Dukung Kesehatan, Siap Hadapi Masa Depan).
Dengan dukungan berbagai Kementerian, termasuk Kementerian Kesehatan, BKKBN, Kementerian Pendidikan, dan Kementerian Pembangunan Desa, program ini bertujuan untuk mendorong perubahan gaya hidup sehat dengan pendekatan yang lebih berbasis keluarga.
Fase percontohan program yang dijalankan dari Januari hingga Juni 2024 menargetkan keluarga dengan anak usia 0-24 bulan di Bogor, Jawa Barat, dan Banjar, Kalimantan Selatan, wilayah yang sering kali memiliki akses terbatas ke layanan kesehatan.
Evaluasi akhir dari program ini menunjukkan hasil yang sangat positif. Cakupan vaksinasi PCV1, yang sangat penting untuk mencegah pneumonia, meningkat lebih dari dua kali lipat dari 28 persen menjadi 64 persen.
Di sisi lain, kebiasaan mencuci tangan pakai sabun sebelum memberi makan anak juga meningkat signifikan, dari 50 persen menjadi 81 persen. Ini menunjukkan, perubahan dalam kebiasaan sehari-hari dapat memiliki dampak besar dalam meningkatkan kesehatan keluarga.
Direktur Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan, dr. Elvieda Sariwati, mengungkapkan bahwa inisiatif ini sangat sejalan dengan prioritas pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup anak-anak Indonesia.
"Penting bagi kita untuk memastikan bahwa imunisasi anak, cuci tangan pakai sabun yang tepat, dan pemberian gizi yang sesuai kebutuhan anak usia 0-24 bulan dilakukan dengan benar. Kebiasaan-kebiasaan sederhana ini memiliki dampak yang sangat besar dalam pencegahan penyakit," ujar dr. Elvieda.
Perubahan gaya hidup bantu mencegah banyak penyakit
Program Keluarga SIGAP ini berfokus pada perubahan gaya hidup keluarga melalui pelatihan yang inovatif dan pendekatan yang lebih interaktif. Para petugas kesehatan dan kader diberi pelatihan untuk mengedukasi keluarga dengan cara yang mudah dipahami dan menyenangkan.
Tidak hanya meningkatkan partisipasi keluarga dalam kunjungan Posyandu, tetapi juga membantu mereka untuk mengubah perilaku sehari-hari menjadi lebih sehat dan mencegah penyakit.
"Program Keluarga SIGAP sangat membantu kami dalam mengedukasi masyarakat, terutama di daerah yang sulit dijangkau. Kami melihat peningkatan signifikan dalam partisipasi masyarakat dalam imunisasi dan kebiasaan hidup sehat," kata drg. Yasna Khairina, Kepala Dinas Kesehatan Banjar di Jakarta, Kamis, 21 November 2024.
Di Kabupaten Bogor, dr. Intan Widayati, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, menambahkan bahwa program ini telah memperkuat kapasitas tenaga kesehatan dan kader untuk menyampaikan informasi kesehatan dengan cara yang lebih menarik dan mudah dipahami.
"Dengan Keluarga SIGAP, kami melibatkan seluruh keluarga, termasuk para ayah, untuk lebih aktif dalam menjaga kesehatan keluarga. Beberapa desa bahkan mulai mengalokasikan dana untuk keberlanjutan program ini di masa depan," ujarnya.
Studi evaluasi oleh Universitas Gadjah Mada menunjukkan perubahan perilaku yang signifikan di kalangan keluarga yang mengikuti program ini, antara lain:
- Cakupan vaksinasi PCV1 meningkat dari 28 persen menjadi 64 persen.
- Kebiasaan mencuci tangan sebelum memberi makan anak meningkat dari 50 persen menjadi 81 persen.
- Orang tua yang memantau jadwal imunisasi anak meningkat dari 40 persen menjadi 61 persen.
- Kesadaran tentang pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama juga meningkat, dengan 94 persen orangtua di kelompok intervensi mengaku melaksanakan praktik ini.
BACA JUGA:
"Kami menggunakan media kreatif dan alat bantu yang menyenangkan untuk menyampaikan pesan tentang kebiasaan sehat seperti memberi makan yang benar, mencuci tangan pakai sabun, dan pentingnya imunisasi. Hal ini mempermudah orang tua untuk memahami dan mempraktikkan perilaku yang dapat mencegah penyakit," kata Ardi Prastowo, Ketua Tim Program Keluarga SIGAP.
Keberhasilan di daerah percontohan memberi harapan besar untuk perluasan program ini. Pada 2025, program Keluarga SIGAP direncanakan untuk menjangkau lebih banyak keluarga di seluruh Indonesia, dengan harapan dapat memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat.
"Terima kasih kepada semua pihak, terutama pemerintah, yang telah mendukung kesuksesan program ini. Kami berharap pengalaman dari proyek ini dapat diterapkan lebih luas, membawa perubahan gaya hidup sehat yang berdampak besar pada masa depan Indonesia," tutup drg. Mirah.
Dengan menggabungkan vaksinasi, kebersihan, dan gizi, Program Keluarga SIGAP membuka jalan untuk masa depan yang lebih sehat bagi setiap keluarga di Indonesia.