YOGYAKARTA – Demensia bisa dideteksi dini dengan tingkat kognitif. Jika tingkat kognitif mengalami penurunan, seseorang akan sulit berjalan kaki melintasi jalur berkelok, menurut penelitian. Cara seseorang berjalan kaki, telah diuji dalam sejumlah penelitian dan dikaitkan dengan demensia pada usia dewasa yang lebih tua.
Dalam penelitian terbaru yang diterbitkan pada awal Maret 2024, peneliti meminta partisipan berjalan di sepanjang jalur melengkung. Ini digunakan mendeteksi gangguan kognitif ringan karena berjalan di jalur melengkung memerlukan koordinasi dan keterampilan motorik lebih besar.
“Dengan menunjukkan berjalan di tikungan sebagai alat diagnostik, penelitian kamu menunjukkan metode non-invasif dan hemat biaya yang dapat dimasukkan dalam praktik klinis,” jelas penulis senior dalam penelitian dilansir Everyday Health, Minggu, 24 Maret, Behnaz Ghoraani, Ph.D.

Profesor di Departemen Teknik Elektro dan Ilmu Komputer, Florida Atlantic University College, mengatakan nilai utama dari tes ini untuk penilaian kognitif dan intervensi dini untuk gangguan kognitif ringan. Gangguan kognitif ringan merupakan tahap awal hilangnya memori atau hilangnya kemampuan kognitif lainnya. Seperti kemampuan persepsi visual, spasial, dan bahasa.
Gangguan kognitif ringan (MCI) dapat menjadi tahap transisi antara perubahan memori normal terkait usia dan penyakit Alzheimer. Banyak orang dengan MCI tapi tidak semua mengembangkan Alzheimer atau jenis demensia lainnya. Namun, intervensi dini sangat penting karena dapat memperlambat perkembangan demensia dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

Penelitian yang dilakukan profesor Ghoraani dan tim mengeksplorasi bagaimana berjalan di jalur melengkung dibandingkan berjalan di jalur lurus menggambarkan kemampuan kognitif, koordinasi yang lebih kompleks, dan menyesuaikan keseimbangan. Penelitian ini melibatkan 30 orang sehat dan 25 dengan gangguan kognitif ringan. Usia rata-rata peserta tes 69 tahun.
Hasil analisis didapat dari membandingkan 50 penanda gaya berjalan untuk setiap tes antara kedua kelompok. Secara keseluruhan, 31 dari 50 penanda gaya berjalan (62 persen) lebih besar pada kelompok dengan gangguan kognitif ringan (MCI) dibandingkan pada orang dewasa tua kontrol yang sehat ketika tes berjalan diubah dari berjalan lurus menjadi berjalan melengkung, dan 13 penanda menunjukkan perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok penelitian.
Temuan ini menyoroti bahwa individu dengan MCI menunjukkan penurunan panjang langkah dan kecepatan secara signifikan selama berjalan di tikungan. Kelompok MCI juga menunjukkan berkurangnya simetri dan keteraturan pada panjang langkah dan kecepatan untuk berjalan melengkung. Mereka juga memerlukan waktu dukungan ganda yang lebih lama di berbagai area, terutama saat mengubah arah, yang mengakibatkan berkurangnya kecepatan langkah.
BACA JUGA:
“Sangat menarik untuk mengamati bagaimana berjalan melengkung, yang menuntut koordinasi kognitif dan motorik yang lebih besar, dapat berfungsi sebagai indikator berharga dari penurunan kognitif tahap awal. Ini menunjukkan bahwa integrasi tugas gaya berjalan yang sederhana namun menantang ke dalam penilaian rutin untuk mengidentifikasi individu yang berisiko mengalami demensia,” tutur Ghoraani.
Menurut Dr. Ozama Ismail, Ph.D., direktur program Asosiasi Alzheimer yang tidak terlibat dalam penelitian ini, sangat menggembirakan ditemukannya metode identifikasi demensia secara dini dengan cara tes jalan jalur melengkung meski masih memerlukan validasi pada populasi yang lebih besar.
Selain hemat, tes intensif menggunakan pemindaian PET otak pada tahap awal mungkin cara paling tepat. Tetapi untuk tes pencitraan tingkat lanjut, masih ada hambatan. Temuan dalam penelitian ini, juga menambah sejumlah informasi penting terkait perubahan gaya berjalan pada seseorang dengan gangguan kognitif ringan.