JAKARTA - Meningkatnya konsumsi pasar akan daging merah dan berkembang pesatnya seni kuliner di Indonesia, mendorong profesi butcher semakin dibutuhkan. Konsumen tidak lagi menilai konsumsi daging sekedar kuantitas namun juga kualitas, butcher adalah penjaga kualitas tersebut.
Hal itulah yang membuat PT Global Pratama Wijaya antusias menggelar Jakarta Butchers' Challenge Season II bekerja sama dengan Butchery Training Centre. Kompetisi ini ditujukan untuk memajukan keterampilan pemotongan daging dan seni kuliner di Indonesia.
Kompetisi ini sekaligus wadah pembelajaran terus-menerus, pengembangan keterampilan, dan pertukaran pengetahuan antara peserta, juri, serta pemimpin industri, dengan menekankan peran krusial pemotongan daging dalam lanskap kuliner secara keseluruhan.
Diselenggarakan di Heart Space 2.0 - Graha APIC, Jakarta Pusat pada Selasa, 21 Novemver lalu, dengan puncak acara dari program Meatcopedia yang bertemakan "Red Meat Experts for Every Business", kompetisi ini menampilkan 19 tim bertalenta dari para profesional terampil, bakat muda, hingga tingkat mahasiswa dan kejuruan. Kompetisi ini membuktikan kekayaan bakat yang beragam dalam komunitas kuliner.
Dengan total hadiah senilai Rp 32,500,000, sebanyak 10 tim profesional dan 9 tim pelajar berkompetisi sangat selektif dan ketat dengan total penilaian 11 aspek oleh panel juri terkemuka, yakni Chef Gilles Marx (Chef Founder of Amuz Group & President Disciples Escoffier Indonesia), Chef Stefu Santoso (Executive Chef of Aprez Catering by Amuz Group), Chef Victor Taborda (Executive Chef of Sudestada Jakarta), dan Tri Wahyu Wahono selaku Professional Butcher dari Butchery Training Centre.
"Kompetisi jadi ajang bergengsi untuk mendukung para pelaku industri makanan memperoleh pengakuan yang lebih luas dari masyarakat serta meningkatkan visibilitas karya mereka untuk mendukung pertumbuhan industri kuliner di Indonesia. Selain itu, kompetisi ini juga bertujuan untuk memperluas jaringan dan komunitas kuliner baik secara nasional maupun internasional yang didukung oleh Meat Live Stock Australia (MLA) dan Victoria Government", ucap Zhika Rahma S., selaku perwakilan tim Meatcopedia.
Jakarta Butchers' Challenge Season II kali ini juga menghadirkan nuansa baru dengan potongan daging yang tak biasa. Melalui dukungan sponsor utama, Angus Pure from Thomas Foods International, tim profesional ditantang mengolah potongan Chuck Eye Roll, dan tim pelajar menggunakan Rostbiff - bagian dari Rump.
Potongan Chuck Eye Roll menjadi bintang tahun ini, memperkenalkan karakter unik yang dapat mendorong kreativitas dalam seni kuliner, terutama melalui penggunaan secondary cuts. Katto, sebagai penyedia jasa pengasah pisau untuk para profesional pun turut mensponsori kompetisi ini dengan menyediakan sejumlah set pisau yang digunakan oleh peserta.
Pemenang Jakarta Butchers' Challenge Season II diantaranya dari kategori tim profesional, yakni Steak Hotel by Holycow Bhadranaya Group, SILO Jakarta, dan Sudestada Jakarta sebagai pemenang pertama. Dari kategori tim pelajar, yakni Akademi Tata Boga Bandung, Institut Pariwisata Trisakti Bintaro, dan Akademi Pariwisata NHI Bandung sebagai pemenang pertama.
BACA JUGA:
Jakarta Butchers’ Challenge tahun ini pun juga menuai respon positif dari para panel juri, “Kami melihat perkembangan yang baik pada kompetisi kali ini, hal ini jelas terlihat dari hasil pemotongannya, sangat baik, begitupun juga antuasias dan hasil yang bagus dari para peserta tim pelajar, mereka sangat maksimal.” ucap para panel juri saat memberikan kesan kepada para peserta.
Kesuksesan kompetisi ini berorientasi memperkaya komunitas kuliner para chef dan butcher di masa depan, "Dengan visi utama PT Global Pratama Wijaya untuk menerapkan sustainable principles, telah menjadi pelopor dalam memilih produk berkualitas dari produsen terpercaya. Jakarta Butchers' Challenge menjadi bukti komitmen perusahaan untuk mendorong inovasi kuliner dan membangkitkan minat dalam seni juru daging." tutup Dian Paramita selaku Managing Director PT Global Pratama Wijaya.