YOGYAKARTA – Skin tag merupakan benjolan kecil pada kulit yang apabila dipegang tidak terasa sakit ataupun nyeri. Terkstunya lembut biasanya terletak menggantung pada bagian tubuh tertentu terutama bagian kulit yang bergesekan dengan kulit atau pakaian.
Nama lain skin tag, mengutip Medical News Today, Kamis, 7 Juli, adalah acrochordon, cutaneous papilloma, cotaneous tag, fibroepithelial polyp, fibroma molluscum, fibroma pendulum, soft fibroma, dan templeton skin tag. Apakah daging tumbuh ini berbahaya? Cek fakta-fakta tentang skin tag di bawah ini.
1. Umum dialami pada usia paruh baya
Skin tag sering dialami pada usia paruh baya, baik perempuan dan pria. Skin tag tidak berbahaya meski dianggap sebagai tumor jinak. Biasanya muncul pada lipatan kulit, seperti di leher, ketiak, sekitar selangkangan, dan di bawah payudara. Dilansir NHS, skin tag juga bisa ditemukan di kelopak mata atau di bawah lipatan bokong. Warna dan ukurannya bervariasi, mulai dari beberapa millimeter hingga lebar 5 sentimeter.
2. Skin tag tidak menular
Skin tag secara klinis dinyatakan sebagai daging tumbuh tak bertekstur yang tidak menular. Biasanya tidak menyebabkan rasa sakit atau rasa tidak nyaman. Hanya saja, kerap dianggap sebagai kondisi yang mengganggu penampilan.
3. Penyebab skin tag
Bagian kecil kulit yang menonjol ini terbentuk karena serat kolagen longgar dan pembuluh darah yang dikelilingi oleh kulit. Kolagen adalah sejenis protein yang ditemukan di seluruh tubuh. Tetapi mereka yang mengalami obesitas dan diabetes tipe 2, cenderung menemukan skin tag pada kulitnya.
Para ahli menduga penyebab skin tag, karena gesekan antar kulit. Ini mengapa orang dengan kelebihan berat badan memiliki lipatan kulit berlebih sehingga memicu skin tag. Namun, hingga saat ini tidak ditemukan faktor yang pasti menyebabkan skin tag.
Selain itu, skin tag juga bisa dialami karena keturunan. Pada beberapa kasus, perempuan hamil juga mengalami skin tag. Beberapa kasus lain, dikaitkan dengan hiperinsulinemia atau kondisi ketika ada terlalu banyak insulin yang beredar dalam darah. Faktor risiko yang mengalami skin tag, juga bisa dipengaruhi oleh beberapa jenis virus papiloma manusia atau HPV, orang dengan ketidakseimbangan steroid seks terutama jika mengalami perubahan kadar estrogen dan progesteron, dan kadar kolesterol tinggi.
4. Cara menghilangkan skin tag
Menurut saran dermatologis dan ahli medis, skin tag tidak boleh dihilangkan sendiri tanpa tindakan medis. Meskipun skin tag tidak berbahaya dan tidak menimbulkan rasa sakit ketika dipegang, tetapi bisa sangat berisiko jika dihilangkan sendiri.
Untuk menghilangkan skin tag, dokter akan melakukan beberapa cara tergantung ukuran. Prosedur medis yang umumnya dilakukan untuk menghilangkan skin tag, diantaranya cryosurgery, ligasi, eksisi, dan kauterisasi.
BACA JUGA:
5. Apakah skin tag bisa dicegah?
Karena skin tag berkaitan dengan pola hidup yang menyebabkan kemunculannya di permukaan kulit, maka mengubah pola hidup adalah cara tepat untuk pencegahan. Setidaknya, seseorang perlu menjaga berat badan sehat, mendapatkan olahraga teratur, menghindari perhiasan dan pakaian yang dapat bergesekan dengan kulit Anda.
Skin tag merupakan hal yang umum dan bisa dihilangkan dengan perawatan. Tetapi mungkin akan tumbuh kembali di area yang berbeda.