SURABAYA - Demonstrasi menolak Omnibus Law ricuh di Gedung Negara Grahadi, Surabaya. Massa yang didominasi berpakaian bebas itu berhasil merobohkan pagar gerbang barat gedung Grahadi.

"Demo nggak ricuh nggak seru. Ayoo kawan bergerak maju," teriak salah satu massa di tengah kerumunan para demonstran, Kamis, 8 Oktober.

Pantauan di lokasi, massa didominasi kaos hitam itu sudah sempat membuat kisruh. Mereka membunyikan sejumlah petasan dan berupaya merusak pagar kawat yang dipasang polisi di hadapan demonstran.

Mulanya mereka merusak sebagian pagar kawat berduri. Polisi langsung  mengamankan tiga orang yang dianggap memprovokasi massa setelah sempat terjadi aksi kejar-kejaran di sekitar massa.

Situasi kembali memanas sekitar pukul 13.40 WIB. Karena tidak berhasil merusak pagar kawat, massa menarik pagar itu mundur mendekati trotoar Taman Apsari dan berhasil merusak semua pagar kawat.

Massa merangsek ke arah gerbang barat dan mulai menggoyang pagar gerbang yang cukup tinggi, sampai pengaitnya lepas dan doyong. Massa lebih banyak menendang dan menaiki pagar itu sampai akhirnya tumbang.

Sejumlah anggota TNI AD dan Tim Pengendali Massa Polisi berupaya menghalau upaya massa dengan cara persuasif. Tapi massa terlalu besar. Sebagian massa juga sempat melempar benda apapun yang mereka temukan.

Kapolrestabes Surabaya, Kombes Johnny Eddizon Isir sempat berupaya berdiskusi dengan massa. Sampai akhirnya massa berkenan menyampaikan aspirasi, melalui salah satu perwakilan salah satu mahasiswa.

Perwakilan mahasiswa ini meminta massa tidak melakukan tindak perusakan lebih jauh dan mengembalikan tujuan unjuk rasa ini pada penolakan Omnibus Law. Perwakilan mahasiswa itu meminta pihak Pemprov Jatim menemui pengunjuk rasa.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)