JAKARTA - Adik Nopriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, Mahareza Rizky menyebut oknum polisi sempat mendatangi rumahnya usai prosesi pemakaman di Jambi. Bahkan, keluarga inti Brigadir J sempat dipisahkan dengan yang lainnya.
Kesaksian itu berawal saat majelis hakim mempertanyakan mengenai waktu pemakamanan Brigadir J. Yang kemudian, dijawab proses pemakanan dilakukan dua hari usai jenazah tiba di Jambi.
"Kapan jenazah dimakamkan?" ujar hakim dalam persidangan di PN Jaksel, Selasa, 1 November.
"Senin, mulai acara jam 2 siang," jawab Reza.
"Pemakaman secara dinas?" timpal hakim.
"Tidak ada yang mulia," sebut Reza.
Lalu, Reza mulai menceritakan ikhwal rumahnya yang dipenuhi polisi. Mulai dari pakain dinas hingga preman.
Kendati demikian, tak diingat secara pasti jumlah polisi yang seolah mengepung rumahnya. Dia terbayang di pikirannya polisi mulai berdatangan di malam hari.
"Ada siapa?" tanya hakim. Yang kemudian dijawab banyak polisi dan tak diingat Reza.
Saat itulah, Reza bercerita bila keluarga Brigadir J yang berada di dalam rumah sempat dipisahkan.
Disebutkan juga, aparat kepolisian itu dipimpin oleh Hendra Kurniawan yang kala itu menjabat sebagai Karo Paminal Divisi Propam Polri.
また読む:
"Waktu itu dipisah kami, keluarga inti sebelah kiri, keluarga lain di sebelah kanan," ungkapnya.
"Disitu ada pak Hendra Kurniawan. Dia bilang untuk menyampaikan kronologi yang terjadi, sama seperrti yang disampaikan Benny Ali ke saya," sambungnya.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)