シェア:

JAKARTA - Setelah tujuh tahun berkarier di pasar musik nasional hingga internasional, band Reality Club akhirnya menggelar sebuah showcase dari album terakhir, Reality Club Present... dengan tajuk The Show Live in Jakarta.

Ini adalah pertunjukan musik teatrikal yang mengawali tur Reality Club di sejumlah kota di Indonesia. Para penonton pun diminta untuk hadir dengan dresscode yang ditentukan, yakni Night at The Theatre alias formal dengan tone pastel, black and white.

Showcase yang diadakan di Balai Sarbini, Semanggi, Jakarta Pusat pada Jumat (17/11) malam itu sukses menyihir para Goddess Rockstar, sebutan penggemar Reality Club, hanyut di setiap lantunan lagu mereka.

Show terbagi dalam dua bagian, Act I yakni 10 lagu dalam album Reality Club Present... dibawakan dengan meriah, intim, bahkan mewah. Fathia Izzati (vokalis) tampil dengan dress merah yang kontras dengan personel lainnya, Faiz Novascotia (vokal dan gitar), Nugi Wicaksono (bass), dan Era Patigo (drum) yang tampil dengan setelan jas berwarna putih.

Bukan Reality Club namanya kalau tidak menghadirkan sesuatu yang spesial. Pada lagu ketiga, Tell Me I'm Wrong, panggung dihujani kelopak mawar. Memberikan kesan classy dengan orkestra yang mengiri sepanjang lagu ini.

Beberapa act out seperti pembacaan sajak dalam bahasa Inggris ditampilkan di setiap peralihan lagunya. Meski penonton harus menunggu pergantian set hingga kostum para personel, lagi-lagi kami disuguhi seni-seni dalam kata dan tema lagu mereka.

Memang, album ini seperti antologi sebuah romansa. Siapa yang tidak pernah jatuh cinta dan sakit hati? Sehingga album ini mudah sekali melekat khususnya bagi para Goddess Rockstar yang mayoritas Millenial dan Gen Z.

Tibalah pada lagu keenam yang bertema koboi, Dancing In The Breeze Alone, hadir dengan choir dan orkestra. Lagu yang jarang dibawakan ketika Reality Club manggung di festival ini, ternyata sukses dihadirkan dengan aksi teatrikal yang ciamik.

Pada lagu kesembilan, Am I Bothering You, penonton dikejutkan dengan balon-balon besar bertuliskan lirik dari lagu ini. Balon-balon itu melayang di atas kepala penonton bahkan sempat mengenai panggung. Namun, penonton tetap asik menikmati lagu dengan koreografi yang ngetrend di TikTok itu.

Act I ditutup dengan menyajikan lagu Love Epiphany seperti percakapan lewat lirik, bercerita tentang lika-liku dalam sebuah hubungan.

Menuju Act II, Reality Club menghadirkan lagu-lagu pada album sebelumnya seperti What Do You Really Know hingga album Never Get Better.

Penampilan rap oleh Basboi pada lagu The Rush menjadi kejutan awal dalam Act II. Penonton sontak berdendang bersama entakan drum dari Era.

Lalu ada lagu Vita o morte, Alexandra, 2112, Telenovia hingga Sorrowful Reunion juga turut dibawakan. Membuat penonton fasih bernyanyi bersama idola mereka.

Sebagai penutup, Is It The Answer, lagu yang mengantarkan Reality Club menembus pasar musik Indonesia pada 2017 sukses membuat penonton bernostalgia.

Reality Club menggabungkan cerita visual dan elemen imersif, memukau penonton dengan nuansa dan kisah romantisme dalam percintaan (Dinda Elvira/VOI)

Selain penampilan meriah yang disajikan bersama orkestra dan choir, penambahan string hingga brass dari sang produser, Wisnu Ikhsantama, memberikan kesan menarik tersendiri sepanjang show.

Ya, Reality Club sukses! Tidak hanya memamerkan lagu-lagu dari album mereka yang mendapat nominasi Album Alternatif Terbaik di AMI Award 2023, mereka juga menggabungkan cerita visual dan elemen imersif, memukau penonton dengan nuansa dan kisah romantisme dalam percintaan.

Penulis: Dinda Elvira


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)