Terbentur APBN, Program Makan Siang Gratis Diprediksi Takkan Tercapai

JAKARTA – Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Nailul Huda memprediksi program makan siang gratis yang diusung oleh Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka tidak akan terealisasi seratus persen pada tahun 2029.

Dia menjelaskan, pasangan presiden dan wapres terpilih itu baru akan berhasil menargetkan makan siang gratis sebesar 51 persen. Sebab, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tidak cukup untuk merealisasikan target seratus persen.

“Paling mentok menyasar 51 persen dari target di tahun 2029. Beban APBN kita terlampau besar jika dipaksakan untuk seratus persen target penerima,” ujar Nailul, Minggu 19 Mei 2024.

“Karena itu, prediksi saya makan siang gratis untuk seratus persen ibu hamil, siswa, dan santri Indonesia tidak akan berhasil hingga tahun 2029,” sambungnya.

Menurut dia, efek dari program makan siang gratis oleh pemerintahan baru akan membuat celah fiskal semakin sempit. Karena, anggaran yang dibutuhkan mungkin mencapai ratusan triliun, baik di tahun pertama hingga tahun kelima untuk mewujudkan program makan siang gratis.

Dia mengungkapkan, ada beberapa opsi untuk mengurangi beban fiskal di APBN demi merealisasikan program makan siang gratis. Salah satu opsi yang paling mudah diambil adalah dengan mengurangi subsidi energi.

Tapi, bila opsi ini yang diambil maka inflasi akan naik dan beban hidup masyarakat, termasuk masyarakat miskin semakin meningkat. Sehingga pada akhirnya, akan ada masalah baru yakni meningkatnya angka kemiskinan.

“Dan masalah Itu tidak akan sebanding dengan efek program makan siang yang pelaksanaannya juga bisa salah sasaran,” kata Nailul.