Pentingnya Bijak Berinteraksi Sosial di Dunia Digital

JAKARTA - Bakti KOMINFO dan DPR RI mengadakan diskusi publik dengan tema 'Interaksi Digital Secara Maksimal Dan Bijak'. Acara diisi dengan beberapa narasumber dan pemateri yang diawali dengan sambutan Rizky Sadig, selaku anggota komisi 1 DPR RI.

Rizky mengatakan, warga negara Indonesia maupun warga negara di negara lainnya sudah terhubung secara luas dan bebas yang menyebabkan penggunaan teknologi digital semakin besar. Data-data yang dimiliki hingga saat ini pun di dunia internet semakin membesar diakibatkan dari penggunaan gadget yang jauh lebih besar dibandingkan jumlah penduduk di Indonesia.

Indonesia memiliki predikat populasi terbanyak ke 4 di seluruh dunia. Pada tahun 2025 yang akan datang diprediksi dominasi generasi muda usia 18-40 tahun yang akan menguasi jumlah populasi Republik Indonesia yang dikirakan jumlahnya hingga 60 persen.

"Generasi muda di Indonesia diyakini sangat familiar dengan penggunaan perkembangan digital, namun di sisi lain seringkali terpantau dalam penggunaan perkembangan interaksi digital masih belum maksimal untuk kepentingan baik itu personal maupun kepentingan yang lebih positif," ujar Rizky Sadig, dalam keterangannya, dikutip Kamis 1 September.

Adapun 2 hal penyampaian atau masukan-masukan yang dapat diberikan dalam bijak berinteraksi sosial, adalah:

1) Diimbau kepada semua generasi jangan pernah berputus asa untuk terus berusaha mempelajari perkembangan dunia digital ini. Perkembangan dunia digital ini sangatlah pasif dan cepat yang terkadang untuk mengejarnya pun belum mampu, belum lagi dikaitkan dengan yang sebentar lagi akan ada perpindahan antara televisi analog menjadi televisi digital yang menjadi salah satu hal yang mau tidak mau harus diikuti. 

2) Diharuskannya berusaha semaksimal mungkin menjadikan interaksi-interaksi di dunia digital digunakan secara bijak. Bijak yang dimaksud adalah seperti pembuatan konten-konten, fitur-fitur atau apapun yang kita produksi dan diposting ke media sosial menjadi sesuatu yang mendidik, sesuatu yang baik, dan juga bisa menebarkan manfaat dan bisa memperkenalkan harkat martabat bangsa Indonesia.

Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh Yuliandre Darwis, Pembangunan infrastruktur dari Bakti Kominfo sesuai dengan visi misi presiden yaitu sama rata, sama rasa. Konektivitas yang dibangun mulai dari BTS Sinyal, pembangunan daerah-daerah perbatasan dan daerah 3T merupakan salah satu upaya untuk berinteraksi digital  secara maksimal yang dilakukan oleh Bakti Kominfo yang artinya ruang publik dalam berteknologi sudah dibuka seluas-luasnya.

Berdasarkan laporan dari East Ventures yang dibaca yaitu Digital Competitiveness Index (EV-DCI) yang disusun bersama dengan KIC dan PwC Indonesia pada tahun 2022, index dari literasi digital di indonesia pada tahun 2021 berada di level 3.49 dari nilai maksimumnya yaitu 5.

Angka ini meningkat dilihat dari tahun 2020 yang sebesar 3.46 menjadi 3.49. Angka tersebut menempatkan indonesia pada kategori sedang dengan skor indeks yang diambil dari 0-5.

Pada saat ini Indonesia masih membutuhkan peningkatan kapasitas tentunya dan pengetahuan terkait teknologi untuk publik. Semakin maraknya penggunaan media digital menyebabkan pergeseran gaya hidup masyarakat ke arah digital dan perkembangan digitalisasi sistem pembayaran yang ditandai dengan pertumbuhan e-commerce di Indonesia meningkat lebih dari 40 persen di tahun 2021.

Pergerakan ekonomi yang mulai pulih dimasa pandemi membuat perubahan perilaku dalam berbelanja yang menyebabkan multi efek dalam sebuah kondisi di masa pandemi ini membantu meningkatkan transaksi dari e-commerce dan juga meningkatkan jumlah bisnis online.

Dalam penggunaan teknologi digital ini memiliki sisi negatif dan sisi positifnya. Adapun sisi negatif dari penggunaan platform digital yaitu, kurang bijaknya masyarakat dalam menggunakan teknologi digital sehingga banyak menimbulkan berita bohong yang beredar atau disebut dengan hoaks.