JAKARTA - Dalam keluarga, hubungan orang tua dengan anak sering menjadi topik menarik untuk dibahas. Banyak yang beranggapan bahwa anak sulung cenderung mendapatkan perhatian lebih. Sementara, anak bungsu sering dikatakan lebih dimanjakan. Namun, bagaimana sebenarnya orang tua membagi kasih sayang mereka? Penelitian terbaru mengungkap fakta menarik tentang hal ini.
Penelitian baru dari Universitas Brigham Young (BYU) memberikan wawasan menarik tentang rivalitas ini, mengungkap bagaimana orang tua mungkin secara halus menunjukkan rasa sayangnya kepada anaknya berdasarkan urutan kelahiran, kepribadian, dan jenis kelamin.
Penelitian yang dilakukan oleh Profesor Alex Jensen dari BYU School of Family Life ini menemukan anak bungsu cenderung menerima perlakuan yang lebih menguntungkan dari orang tua. Sebaliknya, anak sulung sering diberikan lebih banyak kebebasan dan orang tua menjadi kurang mengontrol mereka seiring bertambahnya usia.
“Temuan ini bisa menjadi pengingat bagi orang tua untuk menyadari pola-pola yang mungkin terjadi dalam keluarga mereka,” ujar Jensen, dikutip VOI dari laman Science Alert pada Rabu, 22 Januari 2025.
"Ketika orang tua menyadari hal ini, mereka dapat membuat penyesuaian kecil yang bermanfaat bagi semua pihak," tambahnya.
Penelitian tersebut juga menemukan bahwa orang tua cenderung sedikit lebih memfavoritkan anak perempuan dibandingkan anak laki-laki. Namun, kecintaan ini lebih dirasakan oleh orang tua sendiri, sementara anak-anak biasanya tidak menyadarinya.
Selain itu, kepribadian juga memainkan peran besar. Anak-anak yang memiliki sifat ramah dan bertanggung jawab, tanpa memandang urutan kelahiran atau jenis kelamin, cenderung mendapatkan perlakuan yang lebih baik.
“Sebagian besar orang tua mungkin merasa lebih mudah terhubung dengan satu anak dibandingkan yang lain, baik karena kepribadian, urutan kelahiran, jenis kelamin, atau hal lain seperti minat yang sama,” jelas Jensen.
"Perhatikan pola-pola ini dalam diri Anda. Amati bagaimana anak-anak Anda bereaksi terhadap hal-hal yang mungkin dianggap sebagai favoritisme," lanjutnya.
Jensen menekankan bahwa dinamika ini bukan hanya tentang persaingan saudara, tetapi juga tentang kesejahteraan anak. Penelitiannya yang lain menunjukkan bahwa anak-anak yang merasa kurang disukai oleh orang tua lebih mungkin mengalami masalah kesehatan mental dan berperilaku buruk di rumah atau sekolah.
“Perhatikan hal-hal yang tampak tidak adil. Anak-anak Anda akan memberi tahu jika mereka merasa ada sesuatu yang tidak adil. Dengarkan mereka ketika mereka mengungkapkan hal itu,” kata Jensen.
"Entah mereka kurang memahami perspektif Anda, atau Anda perlu melakukan perubahan dalam pola asuh Anda. Pastikan Anda terbuka terhadap kemungkinan yang kedua," lanjutnya.
Untuk melakukan penelitian ini, Jensen dan timnya menganalisis data dari lebih dari 19.000 individu, yang diambil dari berbagai sumber, baik yang sudah dipublikasikan maupun belum.
Penelitian ini memberikan gambaran luas tentang bagaimana preferensi orang tua dapat memengaruhi anak-anak sepanjang hidup mereka.
“Kadang-kadang orang tua terlalu khawatir untuk memperlakukan anak-anak mereka secara sama sehingga mereka mungkin mengabaikan kebutuhan individu,” ujar Jensen.
"Kami tidak menyarankan orang tua merasa bersalah. Sebaliknya, gunakan penelitian ini sebagai dorongan untuk melihat area di mana Anda bisa meningkatkan pola asuh Anda, tanpa harus berlebihan," lanjutnya.
BACA JUGA:
Jensen berharap penelitian ini dapat memberikan wawasan tentang dinamika keluarga yang sering dirasakan, tetapi jarang dibahas.
Favoritisme, baik disengaja maupun tidak, dapat membentuk hubungan antar saudara dan kesejahteraan individu. Dengan mengenali pola-pola ini, orang tua dapat memperkuat hubungan keluarga dengan cara yang bermakna.
“Jawaban sederhana sering kali yang terbaik. Bersabarlah dengan diri sendiri dan anak-anak Anda,” ucap Jensen.
"Habiskan waktu bersama. Lakukan hal-hal yang Anda sukai bersama-sama. Lakukan hal-hal yang disukai anak-anak Anda. Bekerja bersama, melayani orang lain bersama, beribadah bersama. Hubungan membutuhkan waktu, dan waktu bersama melakukan berbagai hal akan memberikan banyak manfaat positif.” tutupnya.