Partager:

JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) masih belum bisa menyampaikan dampak dari anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terjadi belakangan ini terhadap sektor industri.

Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif mengatakan, pihaknya terus memantau perkembangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), terutama terkait saham-saham perusahaan manufaktur.

"Untuk soal IHSG, kami belum bisa menyampaikan dampaknya ke industri," ujar Febri saat menjawab pertanyaan VOI dalam Rilis IKI Maret 2025 secara daring, Rabu, 26 Maret.

IHSG sempat mengalami pelemahan setelah pemerintah secara resmi meluncurkan Badan Pengelola Investasi Danantara pada akhir Februari 2025.

Pada 18 Maret 2025, IHSG ditutup merosot 3,84 persen atau terpangkas 248,55 poin ke level 6.223,38.

Pada hari tersebut, IHSG bahkan sempat merosot hingga 6 persen pada perdagangan sesi pertama sebelum mempersempit penurunan di sesi kedua.

Sebelum pengumuman kepengurusan Danantara pada 24 Maret 2025, IHSG juga sempat menyentuh level 5.971,91 pada perdagangan sesi pertama.

IHSG yang sempat anjlok pun menuai respons berbagai pihak, tak terkecuali bagi Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo).

Ketua Bidang Ketenagakerjaan Apindo Bob Azam meminta, pemerintah berupaya untuk menjaga sentimen positif demi mengembalikan iklim investasi di RI, tecermin dari IHSG yang sempat terpuruk tajam.

Bob bilang, sentimen positif tersebut diharapkan mampu membangun kembali optimisme investor untuk berinvestasi di Indonesia, yang pada akhirnya mendongkrak daya beli masyarakat.

"Jadi, harapannya pemerintah bisa terus-menerus memberikan sinyal-sinyal yang membangun optimisme, terutama cara mengembalikan daya beli. Itu harus dikasih sinyal," kata Bob beberapa waktu lalu.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)