Partager:

JAKARTA - PT Sarinah mencatatkan kenaikan jumlah pengunjung di mal Sarinah Jakarta Pusat sebesar 15 hingga 20 persen di bulan Ramadan ini.

Sementara pada bulan Januari jumlah pengunjung sempat anjlok 20 persen.

Direktur Utama Sarinah, Fetty Kwartati mengatakan, kenaikan jumlah pengunjung di Mal Sarinah mulai terlihat sejak bulan Februari lalu.

Kini, jumlah pengunjung sudah berada di posisi normal.

“Kalau kita lihat Januari terutama, itu drop-nya pengunjung bisa sampai 15 hingga 20 persen. Tapi beranjak Februari, lalu Maret ini sudah kembali ke normal. Biasanya di dua minggu sebelum Lebaran sampai seminggu setelah lebaran, itu ada peningkatan trafik sekitar 15 hingga 20 persen,” katanya di Jakarta, Senin, 17 Maret.

Fetty mengungakpan penyebab penurunan penumpang di bulan Januari lalu. Dia bilang hal ini terjadi karena biasanya di awal tahun konsumsi masyarakat di ritel menurun.

Lebih lanjut, Fetty bilang masyarakat lebih mengutamakan belanja untuk kebutuhan primer, seperti keperluan sekolah atau pendidikan di awal tahun.

“Memang Januari itu memang low season. Karena sudah christmas, kemudian akhir tahun, itu sudah istilahnya memang orang sudah enggak pada belanja. Mereka lebih sibuk urusan sekolah, karena baru mulai,” tutur Fetty.

Meski begitu, sambung Fetty, penjualan Sarinah tercatat masih tumbuh dibandingkan tahun lalu.

Sebab, transaksi yang dilakukan wisatawan mancanegara (wisman), diplomat, atau ekspatriat sangat mendorong penjualan Sarinah.

“Jadi kami terbantu dengan wisman dan wisnus yang mereka visit Indonesia. Jadi dengan kerja sama melalui Kementerian Pariwisata, asosiasi tour leader, kemudian PHRI ini, memang ada mobilisasi turis-turis untuk visit Sarinah,” ujarnya.

Fetty mengatakan umumnya wisman, diplomat, hingga ekspatriat yang datang ke Sarinah berbelanja suvenir sebagai buah tangan.

“Karena mau menunjukkan keberagaman produk-produk Indonesia, dan mereka sekaligus bisa berbelanja untuk suvenir atau oleh-oleh. Dan oleh karena itu kita cukup terbantu dengan dari para turis,” kata Fetty.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)