Partager:

JAKARTA - Liverpool menjadikan Manchester City dan manajer Pep Guardiola mencatat rekor terburuk. Dalam duel Premier League Inggris di Stadion Anfield, Minggu, 1 Desember 2024 malam WIB, Liverpool menghajar Man City 2-0. Guardiola pun menunjukkan enam jari ke arah suporter Liverpool usai pertandingan.

Ejekan suporter dalam chant dengan kalimat 'getting sacked in the morning' memang populer setiap kali manajer dari tim lawan yang mengalami kekalahan dan terancam pemecatan. Erik ten Hag saat masih menangani Manchester United pernah diejek suporter lawan saat kalah di sebuah pertandingan.

Hasilnya, Ten Hag ternyata benar-benar dipecat setelah MU kalah 2-1 lawan West Ham United. Kini, Guardiola yang mendapat ejekan dari suporter Liverpool. Chant 'getting sacked in the morning' mengiringi kekalahan Man City di laga tandang.

Ini merupakan kekalahan keempat The Cityzens di Liga Premier dan juga keenam kalinya selama tujuh laga terakhir di berbagai kompetisi. Kekalahan diderita Man City tidak hanya saat bertemu dengan tim-tim elite Liga Inggris tetapi juga tim sekelas Bournemouth mampu menang 2-1. Man City juga menelan kekalahan telak 4-0 saat menjamu Tottenham Hotspur.

Saat menghadapi ejekan fans lawan, Guardiola pun menyambutnya dengan mengangkat enam jari. Eks pelatih Barcelona ini menunjukkan bahwa dirinya sudah enam kali memenangi trofi Liga Premier di Man City.

Sementara, Liverpool sudah lama tak memenangi liga. Mereka terakhir kali juara pada 2020 saat masih ditangani Juergen Klopp. Guardiola juga menunjukkan tim asuhannya selalu memenangi persaingan dalam perebutan titel liga dengan Liverpool.

"Saya sesungguhnya tak berharap mereka menyanyikannya, atau memang saya pantas dipecat," kata Guardiola yang malah playing victim.

"Saya tak ingin hal itu, tetapi tak masalah. Saat Anda menang, Anda yang tertawa. Saat Anda kalah mereka yang tertawa. Jadi, Anda harus menerima kenyataan itu," ucapnya.

Meski demikian, Guardiola mengaku tak tertekan saat berada dalam periode terburuk dalam karier kepelatihannya yang cemerlang di Barca, Bayern Munchen dan kini Man City. Hanya dia menuturkan bila Man City tak lagi tim terkuat.

"Saya sama sekali tidak tertekan. Saat saya berpikir ada hal yang tak bisa saya lakukan, kami akan bicara dengan klub. Hanya saja saya memang perlu bicara dengan klub. Kehidupan memang tidak selalu sempurna. Kini, kami bukan lagi klub yang kuat seperti sebelumnya. Kenyataan itu harus diterima," kata Guardiola .

Kekalahan di Anfield menjadikan Man City terlempar dari empat besar. Sebelumnya, mereka sudah digeser Arsenal, Chelsea dan Brighton and Hove Albion yang memenangkan pertandingan di pekan ke-13 ini.

Hanya Man City, satu-satunya tim papan atas, yang kehilangan poin. Buntutnya, Man City yang memiliki poin 23 kian terpuruk dan kini menduduki peringkat lima atau berada di zona Liga Europa. Sementara Liverpool kian mengukuhkan posisinya di puncak klasemen dengan poin 34.

Man City pun sudah tertinggal 11 poin sehingga Guardiola disebut-sebut sudah setengah mengangkat bendera putih dalam perebutan titel liga. Namun dirinya menyiratkan Man City bakal bangkit. Demikian pula Arsenal dan Chelsea yang sama-sama mengantungi poin 25 menolak menyerah meski tertinggal sembilan poin.

"Saya sudah katakan kami tidak berada di posisi yang sesuai target. Tetapi kompetisi masih panjang," kata Guardiola yang baru saja menandatangani perpanjangan kontrak hingga dua tahun ke depan justru saat tim mengalami keterpurukan.

"Kami harus memikirkan bagaimana meraih hasil lebih baik dan pemain bisa bangkit. Kami harus meyakininya. Kami masih harus berjuang dan mencoba berusaha," ucapnya.

"Para pemain sudah memberi kesempatan kepada saya menjalani tahun-tahun terbaik dalam hidup saya. Kini, saya harus berusaha bagaimana mencari solusi," tutur pria berusia 52 ini.

Di laga itu, Man City benar-benar kesulitan menunjukkan penampilan terbaik. Mereka justru bermain di bawah tekanan. Beban berat karena hasil buruk di laga-laga sebelumnya menjadikan Erling Haaland dkk tak bisa bermain lepas.

Bahkan Liverpool tak butuh waktu lama untuk membobol gawang lawan. Di menit 12, Cody Gakpo sukses menaklukkan kiper Stefan Ortega yang menjadikan The Reds unggul 1-0.

Gol berawal dari umpan panjang bek Trent Alexander-Arnold yang disambut Mohamed Salah. Bintang timnas Mesir ini kemudian menyisir sisi kanan pertahanan lawan dan memberikan umpan kepada Gakpo yang kemudian melepaskan tendangan ke gawang.

Setelah gol itu, Liverpool menekan pertahanan Man City. Kapten Virgil van Dijk yang mendapat dua peluang pun nyaris memperbesar keunggulan Liverpool. Hanya dia gagal mengonversi menjadi gol, termasuk sundulannya yang membentur tiang gawang.

Meski Man City memiliki pertahanan yang kokoh sehingga menyulitkan Liverpool untuk menambah gol, namun gawang mereka akhirnya kebobolan. Hanya saja, The Pool harus menunggu sampai menit 78 saat mendapat hadiah penalti.

Penalti diberikan menyusul pelanggaran terhadap Luis Diaz yang dilakukan Ortega. Salah menuntaskan eksekusi itu dan Liverpool unggul 2-0. Gol dari titik penalti langsung disambut meriah suporter. Apalagi, keunggulan dua gol itu bertahan hingga laga usai.

Manajer Liverpool Arne Slot menuturkan gol kedua itu yang mematikan Man City. Slot pun mencatat rekor gemilang dengan membawa Liverpool meraih 18 kemenangan dari 20 pertandingan di berbagai kompetisi.

"Kami bermain nyaris sempurna. Hanya itu yang harus dilakukan bila ingin mengalahkan Man City," ujar Slot.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)