Partager:

JAKARTA — Upaya Eropa untuk menciptakan pengaturan keamanan bagi Ukraina beralih dari pengiriman pasukan ke alternatif lain karena mereka menghadapi kendala politik dan logistik.

Perubahan rencana juga terjadi karena Rusia dan Amerika Serikat menentang rencana pengiriman pasukan penjaga perdamaian.

Prancis yang bekerja sama erat dengan Inggris untuk menghasilkan berbagai pilihan, akan menjamu 30 pemimpin dan delegasi dari sekitar 30 negara pada Kamis, 27 Maret, bagian dari apa yang telah menjadi "koalisi yang bersedia" untuk mencoba dan menyempurnakan beberapa ide.

Tapi para diplomat mengatakan semakin banyak yang menerima masukan pengiriman pasukan semacam itu bukanlah hasil yang paling mungkin.

"Mereka mengambil langkah mundur dari pasukan darat dan mencoba mengubah dimensi apa yang mereka lakukan menjadi sesuatu yang lebih masuk akal," kata seorang diplomat Eropa dilansir Reuters, Rabu, 26 Maret.

"Ketika Ukraina berada dalam posisi yang lebih baik, gagasan pengiriman pasukan menarik. Namun sekarang, dengan situasi di lapangan dan pemerintahan AS seperti sekarang, hal itu tidak terlalu menarik,” kata diplomat lainnya.

Ukraina telah lama mengatakan setiap kesepakatan damai akan membutuhkan jaminan keamanan yang kuat dari Barat untuk mencegah terulangnya serangan oleh Rusia, yang melancarkan invasi skala penuh pada tahun 2022.

Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, masing-masing menyarankan negara mereka dapat menyumbangkan ribuan pasukan untuk pasukan masa depan. Namun sejauh ini mereka juga telah dengan sia-sia mencari semacam "dukungan" dari Washington, tanpa menyebutkan apa yang dimaksud.

Moskow mengatakan tidak akan pernah menyetujui usulan apa pun bagi negara-negara NATO untuk mengirim pasukan ke Ukraina.

Presiden Donald Trump yang mengubah kebijakan AS, awalnya memuji usulan Inggris dan Prancis untuk mengirim pasukan dan mengatakan ia mengira Rusia akan menyetujuinya.

Namun akhir-akhir ini pejabat Amerika terdengar lebih skeptis. Dalam wawancara dengan podcaster Tucker Carlson minggu lalu, utusan Trump Steve Witkoff mengejek usulan Eropa sebagai tindakan ‘berlagak’.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)