Partager:

JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga menilai tidak akan ada guncangan yang berarti di tubuh PDIP pasca Sekjen Hasto Kristiyanto ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK.

Menurutnya, faksi-faksi yang ada di PDIP tidak akan berani mengganggu selama Megawati Soekarnoputri masih menjabat sebagai ketua umum. Sebab, selama ini Megawati sangat dihormati oleh faksi-faksi yang ada di internal PDIP.

"Itulah sebabnya kenapa setiap Kongres PDIP selalu yang muncul nama Megawati sebagai calon tunggal ketua umum. Sebab, hingga saat ini hanya Megawati yang dinilai dapat menjembatani dan mengakomodir kepentingan berbagai faksi di PDIP," ujar Jamiluddin, Kamis, 26 Desember.

Karena itu, lanjutnya, faksi Puan Maharani dan faksi Prananda Prabowo tak akan membuat guncangan berarti dengan melemahnya faksi Hasto pasca ia jadi tersangka. Faksi Puan dan faksi Prananda, kata Jamiluddin, paling hanya berebut posisi sekjen untuk mengantikan posisi Hasto.

"Guncangan hebat justru berpeluang terjadi bila Megawati tidak ada. Masing-masing faksi berpeluang menguasai PDIP akan sangat besar. Karena itu, untuk menghindari guncangan hebat, pada kongres 2025 sebaiknya Mega menyerahkan jabatan ketum kepada Puan atau Prananda atau orang yang dinilainya layak," kata Jamiluddin.

"Dengan begitu, estafet kepemimpinan di PDIP akan berjalan mulus. Setiap faksi tidak akan berani menolak pilihan Megawati jadi ketum," sambungnya.

Jika hal itu dilakukan Megawati, menurut Jamiluddin, eksistensi PDIP akan tetap terjaga. Pihak eksternal diyakini tak akan dapat menggoyang PDIP.

"Kalau pun ada, itu hanya ibarat angin sepoi-sepoi saja. Hal ini tentu tak dapat menggoyahkan PDIP," pungkasnya.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)